Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Posisi rupiah masih terus melemah pada transaksi pagi ini (19/12). Bahkan, rupiah masih belum beranjak dari posisi terlemahnya sejak tahun 2008 lalu.
Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.15 WIB, mata uang Garuda melemah 0,3% menjadi 12.203 per dollar AS. Bahkan pada transaksi sebelumnya, nilai tukar rupiah sempat menyentuh level 12.210 per dollar AS, yang merupakan level terendah sejak Desember 2008.
Di pasar non deliverable forwards, nilai tukar rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 0,4% menjadi 12.178 atau 0,2% lebih perkasa dari nilai tukar di pasar spot.
Rupiah semakin tak bertenaga setelah the Federal Reserve mengumumkan akan melakukan pemangkasan nilai stimulus (tapering) yang dimulai pada Januari 2014 mendatang. The Fed memangkas stimulus menjadi US$ 75 miliar per bulan dari sebelumnya US$ 85 miliar seiring membaiknya outlook pasar tenaga kerja AS.
Selain itu, the Fed juga memastikan akan mempertahankan suku bunga rendah meskipun tingkat pengangguran AS akan berada di bawah level 6,5%.
"The Fed masih menahan suku bunga di level rendah, sehingga kami memprediksi tidak akan ada penarikan dana asing secara drastis. Kami menilai, masuknya arus dana asing dipicu oleh semakin membaiknya neraca perdagangan Indonesia tahun depan, sehingga menyokong pasar obligasi dan rupiah," jelas Handy Yunianto, head of fixed income research PT Mandiri Sekuritas kepada Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News