Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (13/5), memperpanjang tren pelemahan selama tiga hari berturut-turut.
Melansir Bloomberg pada pukul 09.19 WIB, rupiah di pasar spot berada di level Rp 16.660 per dolar AS, melemah 0,34% dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.604 per dolar AS.
Baca Juga: Bagaimana Nasib Rupiah Selasa (13/5) Ini, Berikut Prediksinya
Penguatan dolar AS didorong oleh sentimen positif dari kesepakatan dagang sementara antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Kedua negara sepakat untuk menurunkan tarif tinggi yang selama ini memicu ketegangan perdagangan global.
Dalam pernyataan bersama yang diumumkan Senin (12/5), Washington dan Beijing menyepakati penurunan tarif selama 90 hari.
AS akan memangkas tarif atas produk China dari 145% menjadi 30%, sementara China akan menurunkan tarif atas produk AS dari 125% menjadi 10%.
“Ini jauh lebih baik dari ekspektasi pasar,” kata Rodrigo Catril, Senior FX Strategist di National Australia Bank.
Ia menilai langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah AS cukup responsif terhadap dampak ekonomi akibat perang dagang, dan terlihat adanya “langkah mundur yang serius” dari kebijakan sebelumnya.
Baca Juga: Rupiah Spot Melemah ke Rp 16.604 Senin (12/5), Bagaimana Nasib Besok?
Penguatan dolar terlihat terhadap sejumlah mata uang utama. Yen Jepang dan euro menjadi dua mata uang yang paling terpukul.
Dolar AS sempat melonjak 2,1% terhadap yen dan 1,6% terhadap franc Swiss pada sesi sebelumnya.
Pada perdagangan terakhir, dolar turun tipis 0,1% menjadi 148,29 yen, sementara terhadap franc Swiss berada di 0,8448.
Euro sedikit menguat 0,1% menjadi US$ 1,1095, setelah sempat tertekan 1,4% pada hari sebelumnya.
Penguatan dolar juga didorong oleh meredanya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Dengan memanasnya kembali optimisme pasar global, investor kini hanya memperkirakan sekitar 56 basis poin pemangkasan suku bunga hingga akhir 2025, turun dari proyeksi sebelumnya.
Baca Juga: 4 Uang Kertas Rupiah Ini Ditarik oleh Bank Indonesia
Imbal hasil obligasi pemerintah AS pun naik, dengan yield tenor dua tahun stabil di 3,9977% dan yield acuan 10 tahun berada di 4,4551%.
Sementara itu, indeks dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama dunia mendekati level tertinggi satu bulan, berada di 101,67.
Di pasar kripto, bitcoin terakhir diperdagangkan di level US$ 102.590,75 setelah melonjak ke posisi tertinggi sejak 31 Januari. Sementara ether turun tipis 0,4% menjadi US$ 2.476,21.
Selanjutnya: OJK akan Mengatur Financial Influencer, Fokus pada Transparansi dan Etika Konten
Menarik Dibaca: Ini Promo Diskon Tambah Daya PLN 50% untuk Semua Golongan Pelanggan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News