kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah sepekan ini terkoreksi 1,14%


Jumat, 11 Desember 2015 / 18:26 WIB
Rupiah sepekan ini terkoreksi 1,14%


Reporter: Namira Daufina | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Ketika rupiah digempur oleh tekanan spekulasi kenaikan suku bunga The Fed, keputusan China justru menambah panjang beban rupiah.

Di pasar spot, Jumat (11/12) valuasi rupiah merosot 0,28% ke level Rp 13.993 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Nilai ini pun sudah tergerus 1,14% dalam sepekan terakhir. Sedikit berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah sedikit terangkat 0,12% di level Rp 12.937 per dollar AS meski dalam sepekan terakhir tetap tergerus 0,75%.

Josua Pardede, Ekonom Bank Permata mengatakan, faktor eksternal semakin menghimpit rupiah ketika pada Rabu (9/12) People's Bank of China memutuskan untuk memangkas nilai tengah yuan 0,1% ke level 6,4140 per dollar AS atau terendah sejak 2011 silam.

“Belum lagi cadangan devisa China yang ikut melorot,” ujar Josua. Cadangan devisa China pun terkikis ke level US$ 87,2 miliar. Paparan sentimen negatif dari China ini menampar mata uang regional seperti rupiah.

Imbas keputusan tersebut memang tidak hanya menggerus kekuatan bursa saham Asia tapi juga kurs mata uang lainnya. Apalagi sampai saat ini yuan masih lebih tinggi sekitar 30% dari harga pasar yang sesungguhnya. Bukan tidak mungkin ada langkah pemangkasan nilai tengah lanjutan yang akan dilakukan PBOC.

"Selama kekhawatiran itu menyebar di pasar, sulit berharap rupiah dapat sokongan dari Asia," papar Josua.

Karena pada dasarnya sentimen eksternal sudah tidak berpihak pada rupiah ketika FOMC kian di depan mata. "Malah ditambah buruk keadaan dengan keputusan China," tambah Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×