kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Rupiah sepekan ini terancam tertekan


Senin, 07 September 2020 / 08:45 WIB
Rupiah sepekan ini terancam tertekan


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah sepekan ke depan diyakini bakal melanjutkan pelemahan. Di mana, baik sentimen eksternal maupun domestik diyakini bakal mengarahkan mata uang Garuda ke area lesu.

Berdasarkan catatan Bloomberg pada perdagangan Jumat (4/9), rupiah tercatat koreksi 0,19% ke level Rp 14.750 per dollar AS dari penutupan sebelumnya.

Dalam sepekan, pelemahannya mencapai 1,28% dari perdagangan Senin (31/8). Sedangkan berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR, rupiah tercatat melemah 238 poin atau 1,63% dari perdagangan Senin (31/8) yang bertengger di level Rp 14.554 per dollar AS.

Baca Juga: Rupiah pekan ini berpotensi tertekan, apa penyebabnya?

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi, pergerakan rupiah yang melemah di pekan depan. Salah satu faktornya adalah bursa saham dibayangi aksi jual oleh investor asing secara berkelanjutan.

"Selama seminggu terakhir net sell asing tercatat Rp 5,12 triliun. Sentimen masih dipengaruhi oleh kekhawatiran revisi undang-undang (UU) BI mendegradasi independensi otoritas moneter," kata Bhima kepada Kontan, Minggu (6/9).

Bhima menambahkan, rencana tersebut juga berkaitan dengan upaya pemerintah memaksa BI untuk membeli surat utang di pasar primer sebagai langkah menutup defisit anggaran. Pasar sangat mencermati arah revisi UU BI terhadap keberlanjutan fiskal dan moneter.

Selain itu, wacana bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dikembalikan ke BI tahun 2023 pun menambah ketidakpastian di sektor keuangan.

Baca Juga: Pilah-pilah program tabungan berhadiah perbankan

Di sisi lain, dari faktor eksternal terdapat kecenderungan pemain saham mengambil profit setelah rally panjang penguatan di bursa saham. Aksi jual menimpa saham saham perusahaan teknologi. "Tapi yang lebih perlu diwaspadai adalah pemilu AS yang semakin dekat," jelasnya.

Bahkan, kondisi tersebut juga berdampak pada confidence investor bermain di aset yang berisiko tinggi. Bhiman menilai, mendekati November 2020 tensi makin tinggi.

Untuk itu, Bhima memperkirakan rupiah bakal bergerak melemah dikisaran Rp 14.790 per dollar AS hingga Rp 14.860 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×