Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah pekan depan diprediksi bakal mengalami tekanan. Hal ini seriing dengan membaiknya data tenaga kerja AS Non Farm Payroll (NFP).
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, rilis data tenaga kerja AS Non Farm Payrolls dan tingkat pengangguran AS di Agustus hasilnya cukup bagus sehingga bisa mendorong penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya.
"Rupiah berpotensi tertekan terhadap dollar AS di hari Senin (7/9) dan sepekan ke depan," kata Ariston kepada Kontan.co.id, Minggu (6/9).
Apalagi, jatuhnya indeks saham AS dan Eropa kemarin juga bisa memberikan sentimen negatif ke aset berisiko di pasar Asia di hari Senin (7/9). Alhasil, sentimen tersebut bisa menjadi faktor penekan rupiah.
Baca Juga: Inilah 5 besar, gaji Youtuber Indonesia per Agustus 2020
Di sisi lain, pasar tetap memperhatikan faktor kebijakan pelonggaran moneter AS yang bisa menekan USD ke depan. Untuk itu, pergerakan rupiah Senin (7/9) berpotensi bergerak di kisaran Rp 14.650 per dollar AS, hingga Rp 14.850 per dollar AS.
Sedangkan untuk tren sepekan ke depan, Aristin menilai pasar akan menantikan rilis data-data indikator inflasi AS yang akan dirilis pada Kamis dan Jumat.
"Data tersebut bisa memberikan petunjuk arah dollar AS selanjutnya. Pasar akan mengaitkan data ini ke prospek kebijakan moneter AS selanjutnya," ungkapnya.
Untuk itu, apabila tidak ada perbaikan dollar AS bisa kembali tertekan karena Bank Sentral AS berpotensi lebih agresif melonggarkan kebijakannya dan sebaliknya.
Sehingga rentang pergerakan rupiah sepekan ke depan diperkirakan berada di kisaran Rp 14.550 per dollar AS, hingga Rp 14.900 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News