Reporter: Namira Daufina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Tekanan rupiah diduga bisa melunak jika ada pernyataan positif yang disampaikan Mario Draghi, Gubernur European Central Bank (ECB) pada Senin (15/6) mendatang.
Di pasar spot, Jumat (12/6) posisi rupiah tergelincir di hadapan USD 0,10% ke level Rp 13.335 dibanding penutupan hari sebelumnya. Tidak jauh berbeda dengan keadaan di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah ditutup turun 0,18% di level Rp 13.317.
Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures bahwa secara domestik masih sangat minim faktor yang bisa menjadi katalis positif bagi rupiah. Ditambah lagi seperti beberapa waktu terakhir memang pergerakan rupiah banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Tekanan jelas semakin besar apalagi jika berkaca pada positifnya rilis data AS pada Jumat (12/6) lalu. Sebut saja rilis data PPI AS Mei 2015 yang naik menjadi 0,5% dari sebelumnya minus 0,4% serta data Prelim UoM Consumer Sentiment AS Juni 2015 dari sebelumnya 90,7 naik menjadi 94,6. Faktor data ekonomi ini akan menjadi kekuatan bagi USD kembali menguat dan mengungguli rupiah Senin (15/6).
Namun, Wahyudi menilai jika neraca perdagangan surplus bisa saja pasar masih merespon positif. “Bisa menguat tipis walaupun terbatas,” duganya. Peluang itu akan semakin terbuka jika Eropa dan Yunani berhasil menemui kesepakatannya.
Pasar sedang menanti pernyataan dari Mario Draghi, Gubernur European Central Bank pada Senin (15/6). Jika ada pernyataan positif, euro bisa menguat dan ini sedikit menahan laju USD yang artinya membuka peluang penguatan terbatas bagi rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News