Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pagi ini, rupiah ditransaksikan mendekati level paling kuat dalam tiga tahun terakhir. Beredar spekulasi, the Federal Reserve akan kembali membeli surat utang AS untuk menggairahkan kembali perekonomian. Kondisi ini juga turut meningkatkan derasnya arus dana ke aset-aset dengan yield tinggi.
Meski begitu, menurut Apratim Chakravarty, Head of Global Markets HSBC Holdings Plc di Jakarta, laju penguatan rupiah akan ditahan oleh Bank Indonesia dengan tujuan mencegah volatilitas atas mata uang garuda.
"Sebelumnya, banyak sekali arus dana asing yang masuk. Tapi bank sentral sudah mencoba untuk mencegah volatilitas rupiah," jelas Chajravarty kepada Bloomberg. Dia menambahkan, Indonesia masih sangat menarik bagi investor asing karena yield yang tinggi dan prospek makro ekonomi yang positif.
Pada pukul 11.19, rupiah berada di posisi 8.928. Sebelumnya, rupiah sempat menguat 0,1% di posisi 8.921. Pada 30 September lalu, rupiah sempat bertengger di level 8.900, yang merupakan level paling kuat sejak Juni 2007.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News