kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,21   13,90   1.53%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Menguat Menutup Pekan Ini, Bagaimana Nasib Pekan Depan?


Jumat, 27 Mei 2022 / 20:29 WIB
Rupiah Menguat Menutup Pekan Ini, Bagaimana Nasib Pekan Depan?
ILUSTRASI. Pekerja menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta,


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan pergerakan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan seminggu terakhir (27/5). Sajian sentimen domestik dan global turut mempengaruhi pergerakan rupiah dalam sepekan terakhir.

Pada perdagangan Jumat (27/5), kurs rupiah spot menguat 0,32% ke Rp 14.567 per dolar AS. Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 1,05%.

Sementara, kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) menguat 0,45% ke Rp 14.578 per dolar AS dan menguat 0,56% dalam sepekan.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, perjalanan rupiah sepanjang pekan ini tampil cukup mengesankan, di mana rupiah mampu menguat terhadap dolar.

"Pada perdagangan hari ini adalah penguatan pertama buat rupiah dalam perdagangan terakhir pekan ini disebabkan adanya koreksi dari dolar Amerika Serikat," ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Jumat (27/5).

Baca Juga: Berotot, Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 14.578 Per Dolar AS pada Jumat (27/5)

Sementara Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengatakan perdagangan rupiah pada pekan ini lebih stabil tidak terlalu menguat ataupun terdepresiasi.

Fikri mengatakan pergerakan rupiah pekan ini berasal dari sentimen domestik dan global yang mempengaruhi pergerakan mata uang garuda.

"Pertama dari indeks dolar yang menurun membuat rupiah terafiliasi, kedua dari dalam negeri berasal dari data dari penerimaan negara yang cukup bagus dan neraca pembayaran yang keluar minggu ini," ucap Fikri.

Fikri menambahkan ketiga berasal dari bank Indonesia dimana BI memperlihatkan sikap yang sangat optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan likuiditas di dalam negeri yang membaik.

Alwi mengatakan pelemahan dolar terjadu karena sudah mengalami penguatan yang terlalu tajam dan lama sehingga adanya aksi profit taking dari investor ditambah lagi dengan sentimen-sentimen lainnya yang turut menekan dolar Amerika khususnya pada risalah FOMC minutes di minggu ini.

Alwi mengatakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan Juni dan Juli. Sehingga membuat pasar meyakini bahwa dengan tindakan The Fed yang agresif akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

"Pasar saat ini mulai untuk mengurangi taruhan pada aset-aset beresiko dan melihat ke depannya mungkin The Fed tidak akan seagresif bulan kemarin," ujar Alwi.

Selain dolar mengalami koreksi, imbal hasil treasury juga turun dari level tertinggi untuk tenor 10 tahun yield obligasi Amerika Serikat sempat mencatat 3% sekarang turun hingga 2,7%.

Alwi mengatakan bahkan investor mulai kembali masuk ke dalam negeri terutama pada pasar saham di mana indeks saham saat ini mencatatkan penguatan.

Ia menambahkan saat ini pembelian terhadap dolar mulai berkurang seiring dengan meredanya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed sehingga ada potensi membuat dolar kembali melemah dan membuat kenaikan pada pasar saham.

"Suasana risk on juga memberikan sentimen positif buat rupiah, selain itu membuat investor memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan pembelian terhadap saham-saham yang sudah terkoreksi tajam," ucap Alwi.

Alwi memproyeksikan pada perdagangan minggu depan rupiah berpotensi menguat, Namun minggu depan tetap harus waspada dengan data-data ekonomi seperti Indeks Manajer Pembelian (PMI) S&P Global dan data inflasi.

Baca Juga: Bertenaga, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 14.567 Per Dolar AS Pada Hari Ini (27/5)

Sementara untuk perdagangan pekan depan, Fikri memperkirakan rupiah akan tetap stabil lantaran indeks dolar yang cenderung menurun.

"Saya pikir akan membuat rupiah terafiliasi di minggu depan terlepas dari data domestik seperti apa, tetapi data domestik juga patut ditunggu," ujar Fikri.

Fikri mengatakan ada beberapa data yang menjadi acuan untuk perdagangan rupiah di minggu depan seperti data inflasi yang akan keluar di pertengahan minggu depan bisa menjadi penentu pergerakan rupiah.

"Tetapi saya pikir dengan inflasi yang terjaga harusnya rupiah cenderung stabil namun dengan usd index tengah turun harusnya dapat menguntungkan pergerakan rupiah di minggu depan," Tutup Fikri

Alwi memperkirakan Rupiah berada pada perdagangan Senin (30/5) di rentang Rp 14.410 per dolar AS - Rp 14.610 per dolar AS. Sementara Fikri memproyeksikan rupiah akan berada di rentang Rp 14.450 per dolar AS- Rp 14.750 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×