kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Menguat Menutup Pekan Ini, Bagaimana Nasib Pekan Depan?


Jumat, 27 Mei 2022 / 20:29 WIB
Rupiah Menguat Menutup Pekan Ini, Bagaimana Nasib Pekan Depan?
ILUSTRASI. Pekerja menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta,


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan pergerakan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan seminggu terakhir (27/5). Sajian sentimen domestik dan global turut mempengaruhi pergerakan rupiah dalam sepekan terakhir.

Pada perdagangan Jumat (27/5), kurs rupiah spot menguat 0,32% ke Rp 14.567 per dolar AS. Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 1,05%.

Sementara, kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) menguat 0,45% ke Rp 14.578 per dolar AS dan menguat 0,56% dalam sepekan.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, perjalanan rupiah sepanjang pekan ini tampil cukup mengesankan, di mana rupiah mampu menguat terhadap dolar.

"Pada perdagangan hari ini adalah penguatan pertama buat rupiah dalam perdagangan terakhir pekan ini disebabkan adanya koreksi dari dolar Amerika Serikat," ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Jumat (27/5).

Baca Juga: Berotot, Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 14.578 Per Dolar AS pada Jumat (27/5)

Sementara Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengatakan perdagangan rupiah pada pekan ini lebih stabil tidak terlalu menguat ataupun terdepresiasi.

Fikri mengatakan pergerakan rupiah pekan ini berasal dari sentimen domestik dan global yang mempengaruhi pergerakan mata uang garuda.

"Pertama dari indeks dolar yang menurun membuat rupiah terafiliasi, kedua dari dalam negeri berasal dari data dari penerimaan negara yang cukup bagus dan neraca pembayaran yang keluar minggu ini," ucap Fikri.

Fikri menambahkan ketiga berasal dari bank Indonesia dimana BI memperlihatkan sikap yang sangat optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan likuiditas di dalam negeri yang membaik.

Alwi mengatakan pelemahan dolar terjadu karena sudah mengalami penguatan yang terlalu tajam dan lama sehingga adanya aksi profit taking dari investor ditambah lagi dengan sentimen-sentimen lainnya yang turut menekan dolar Amerika khususnya pada risalah FOMC minutes di minggu ini.




TERBARU

[X]
×