Reporter: Muhammad Nauval, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nilai tukar rupiah mampu bangkit pagi ini, Selasa (7/7). Mengacu kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate menguat ke Rp 13.313 per dollar AS atau naik 0,29% dari sebelumnya Rp 13.353 per dollar AS.
Sementara itu, mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah menguat ke Rp 13.307 per dollar AS atau 0,30% dari sebelumnya Rp 13.347 per dollar AS.
Meski demikian, rupiah masih rentan jatuh. Faktor krisis utang di YUnani memperberat laju mata uang Garuda.
Research and Analyst Divisi Tresuri Bank BNI Trian Fathria mengatakan, mata uang berisiko, seperti rupiah terseret perkara utang Yunani. Pasca hasil referendum warga Yunani yang menolak pemangkasan anggaran, Negeri Para Dewa ini terancam tak menddapat suntikan dana talangan dan bisa didepak dari Zona Euro. “Sebagian pelaku pasar memindahkan aset ke mata uang yang lebih stabil, seperti dollar AS dan yen," paparnya.
Research and Analyst Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra sependapat, pelemahan rupiah dipicu faktor eksternal. Krisis di Yunani menyebabkan dollar AS diburu sebagai aset investasi aman alias safe haven. Apalagi, dari domestik belum ada faktor yang bisa membangkitkan mata uang Garuda.
Menurut Putu, isu eksternal masih akan membayangi rupiah, hari ini. Mata uang Garuda diduga akan lanjut melemah ke Rp 13.290-Rp 13.390 per dollar AS.
Menurut Trian, nasib rupiah akan disetir data ekonomi AS. Hari ini, Negeri Paman Sam akan mengumumkan indeks pertumbuhan industri di luar sektor manufaktur Juni 2015. Data ini diprediksi membaik dibanding bulan sebelumnya.
Jika hasilnya melebihi perkiraan, dollar makin kokoh. Sebaliknya, jika di bawah ekspektasi, rupiah diuntungkan. Apalagi, jika data cadangan devisa Indonesia bulan Juni meningkat, kejatuhan rupiah bisa teredam. Prediksi Trian, hari ini, rupiah akan bergulir antara Rp 13.325-
Rp 13.375 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News