kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,41   -5,94   -0.64%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah menguat karena faktor internal dan eksternal, simak proyeksinya ke depan


Rabu, 06 Februari 2019 / 18:02 WIB
Rupiah menguat karena faktor internal dan eksternal, simak proyeksinya ke depan


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah nampaknya makin eksis di bulan ini. Beberapa hari lalu rupiah memasuki level Rp 13.000 per dollar Amerika Serikat (AS). Ini disebabkan arus dana asing masuk ke pasar saham dan obligasi cukup baik. Ini bersamaan dengan sejumlah rilis data AS yang memburuk.

Mengutip Bloomberg, Rabu (6/2) di pasar spot rupiah ditutup di level Rp 13.924 per dollar Amerika Serikat (AS), menguat 0,27% dari penutupan Senin (4/2) yang ada di Rp 13.962 per dollar (AS). 

Sementra itu, mengacu kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah ada di level Rp 13.947 per dollar AS, menguat 0,20% dari Senin (4/2) yang ada di level Rp 13.976 per dollar AS.

Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menilai penguatan rupiah hari ini masih tersokong oleh rilis data tingkat pengangguran AS yang memburuk yakni 4%. Persentase ini masih di bawah ekspektasi sebesar 3,9%. “Cukup berdampak karena ini terendah dalam enam bulan terakhir,” kata Reny kepada Kontan, Rabu (6/2).

Reny berpendapat rilis data tersebut sejalan dengan testimoni The Fed yang menyatakan the fed dovish. Pasalnya di tahun ini The Fed maik yakin menaikan suku bunga hanya dua kali, bahkan bisa sekali atau tidak sama sekali. Artinya masih bertahan di level suku bunga 2,25%-2,5%.

Situasi ekonomi Indonesia juga berkontribusi dalam menggerakkan rupiah hari ini. Pasalnya inflasi bulanan yakni Januari 2019 di level 2,82% setelah sebulan sebelumnya di 3,1%.

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2018 sebesar 5,18%. Sehingga, sepanjang 2018 ekonomi Indonesia tumbuh 5,17%, atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi 2017 yang sebesar 5,07%.

Menurut Reny inilah yang pada akhirnya membuat investor asing melihat ekonomi Indonesia cerah di masa depan. Rupiah saat ini dinilai masih bergerak wajar, sebab pertumbuhannya secara bertahap. “Saat ini pergerakannya masih di level Rp 13.900 per dollar AS, sekalipun berubah tidak langsung ke Rp 13.500 per dollar AS jadi masih sehat,” ujar Reny.

Bila menelaah, rupiah sudah cukup lama berada di level Rp 14.000 per dollar AS. Ia menegaskan pososisi rupiah sekarang dalam level psikologis yang masih wajar.

“Faktor penguatan rupiah cukup jelas, investor melarikan dananya ke instrumen market asia karena kondis AS yang runyam serta kondisi perang dagang yang belum pasti,” tutur reny. 

Akan tetapi saat rupiah bergerak tajam dalam tempo singkat dapat mengganggu ekspor.

Reny memprediksi pada perdagangan besok rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.880-Rp13.985 per dollar AS. Sementara selama sepekan ke depan berada di rentang Rp 13.850-Rp 14.100 per dollar AS.

Dalam jangka panjang masih ada potensi rupiah terkoreksi. Sebab pada April depan akan diselenggarakan pemilihan umum dalam negeri. “The Fed juga masih bisa menaikan suku bunga di kuartal III yakni paling cepat Juni tahun ini,” katanya. 

Dengan begitu ia mengatakan tidak menuntut kemungkinan rupiah berada di level Rp14.568 setelah The Fed menaikkan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×