kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Rupiah menguat jelang pengumuman suku bunga The Fed


Rabu, 19 Desember 2018 / 18:07 WIB
Rupiah menguat jelang pengumuman suku bunga The Fed
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah masih menunjukkan penguatan jelang hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan keluar dini hari nanti. Pasar yang memproyeksikan Federal Reserve akan lebih dovish dalam menentukan kebijakan kenaikan suku bunga acuannya di tahun depan menguntungkan nilai tukar rupiah.

Mengutip Bloomberg, Rabu (19/12) rupiah tercatat menguat 0,43% ke Rp 14.438 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat rupiah menguat 0,98% ke Rp 14.380 per dollar AS.

Reny Eka Putri, Ekonom Bank Mandiri mengatakan dalam sepekan terakhir pasar mengekspektasikan kebijakan The Fed dalam menaikkan suku bunga di tahun depan cenderung dovish. Awalnya, di September The Fed memproyeksikan kenaikan suku bunga AS berpotensi naik tiga kali di tahun depan.

Namun, dalam rapat FOMC malam ini, kemungkinan The Fed hanya menaikkan suku bunga paling banyak dua kali. "Kini tone-nya lebih ke statement yang dikeluarkan The Fed adalah time to pause high interest rates," kata Reny, Rabu (19/12).

Pendorong The Fed cenderung dovish adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi yang melambat di tahun depan. Faktor ekonomi yang menahan kenaikan suku bunga AS diantaranya, yield US Treasury belum sampai di atas 3%, inflasi diproyeksikan masih dalam level rendah di 2,5%.

Reny menyimpulkan pertumbuhan ekonomi AS belum optimal di tahun depan sehingga belum ada alasan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga secara agresif di tahun depan. Rupiah pun berpotensi menguat.

Dari dalam negeri, penguatan rupiah mendapat dukungan dari berbagai kebijakan BI yang mampu mengatasi pasar keuangan dalam negeri. Reny mencatat BI sudah menginjeksi likuditas sebesar Rp 2,8 triliun menjelang hari raya Natal dan libur akhir tahun. Selain itu kebijakan Domestic Non Delivery Forward (DNDF) juga memberi sentimen positif bagi rupiah.

Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menambahkan, penurunan harga minyak yang cukup signifikan dalam tiga hari lalu. "Harga minyak mentah turun bisa menurunkan beban impor dalam neraca dagang Indonesia," kata Putu.

Di tengah masih menunggu konfirmasi The Fed mengenai arah kebijakan kenaikan suku bunga di tahun depan, Putu memproyeksikan rupiah pada perdagangan, Kamis (20/12) berpotensi bergerak di rentang Rp 14.320 per dollar AS hingga Rp 14.560 per dollar AS.

Sementara, Reny memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp 14.275 per dollar AS hingga Rp 14.430 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×