Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi penurunan suku bunga dan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS), bawa rupiah menguat. Mengutip Bloomberg di pasar spot, Rabu (23/10), rupiah menguat 0,06% ke Rp 14.032 per dolar AS. Kompak, pada kurs tengah BI, rupiah juga menguat 0,04% ke Rp 14.051 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail Zaini mengatakan, kemungkinan Federal Reserve menurunkan suku bunga acuannya cukup tinggi di bulan ini. Federal Fund Rate (FFR) yang berpotensi kembali turun membuat pelaku pasar cenderung mengincar investasi yang mampu memberikan imbal hasil tinggi.
Baca Juga: Rupiah menguat terdongkrak kabinet baru
Mikail mengatakan, salah satu investasi yang memberikan imbal hasil tinggi adalah obligasi pemerintah. Tak heran, pasar obligasi menerima net buy asing Rp 7 triliun sejak 16 Oktober hingga 21 Oktober. Hal ini yang menjadi sentimen positif bagi rupiah. "Makanya rally di pasar obligasi juga mendukung rupiah menguat," kata Mikail, Rabu (23/10).
Sentimen eksternal juga mendorong penguatan rupiah. Mikail mengatakan, tercapainya kesepakatan Brexit menyebabkan dolar AS melemah di hadapan poundsterling dan euro. Alhasil, rupiah memiliki kesempatan untuk menguat.
Mikail memproyeksikan rupiah pada perdagangan Kamis (24/10) akan melanjutkan penguatan karena suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) diproyeksikan turun.
Baca Juga: Tambal defisit, Kemenkeu dapat gunakan dana SAL sebesar Rp 15 triliun
"Di sisi lain, penurunan suku bunga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendorong pasar saham dan obligasi jadi semakin atraktif maka asing akan terus beli portofolio dalam negeri," kata Mikail.
Mikail memproyeksikan rupiah besok akan bergerak di sekitar Rp 13.900 per dolar AS hingga Rp 14.000 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News