kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,80   -12,69   -1.37%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Menguat Dalam Sepekan, Ini Faktor Pendorongnya


Kamis, 17 Februari 2022 / 19:49 WIB
Rupiah Menguat Dalam Sepekan, Ini Faktor Pendorongnya
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir sempat mengalami penguatan. ./pho KONTAN/Carolus Agus waluyo/.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir sempat mengalami penguatan. 

Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) di Bank Indonesia (BI), pada awal pekan ini atau pada 14 Februari 2022, nilai tukar rupiah ada di Rp 14.338 per dolar AS, menguat 0,14% dari posisi 11 Februari 2022 yang sebesar Rp 14.359 per dolar AS. 

Rupiah kembali menguat pada penutupan perdagangan pada 15 Februari 2022 di level Rp 14.292 per dolar AS dan berlanjut pada 16 Februari 2022 ke Rp 14.278 per dolar AS, meski pada penutupan perdagangan 17 Februari 2022 melemah 0,16% ke Rp 14.301 per dollar AS. 

Analis makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz melihat, pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir memang cenderung stabil seiring dengan beberapa faktor fundamental yang cukup baik. 

“Mulai dari neraca perdagangan yang masih surplus sehingga persediaan dollar AS di domestik memadai. Belum lagi ada peringkat utang yang dipertahankan oleh lembaga internasional,” kata Faiz kepada Kontan.co.id, Kamis (17/2). 

Selain itu, Faiz juga menganggap penguatan rupiah dalam sepekan juga berhubungan dengan penurunan tensi konflik Russia dan Ukraina dan beberapa negara yang terlibat. 

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,49% ke Rp 14.326 Per Dolar AS Pada Kamis (17/2)

Konflik sempat mereda karena Russia menyatakan akan menarik tentaranya. Kondisi ini membuat investor jadi lebih optimistis sehingga ada aliran masuk modal asing ke kategori aset berisiko, termasuk Indonesia. 

Asal tahu saja, menurut catatan Bank Danamon, pada bulan ini per 14 Februari 2022 atau month to date (mtd), ada arus modal asing yang masuk ke pasar saham sebesar US$ 676 juta dan ke Surat Berharga Negara (SBN) sebesar US$ 174 juta. 

Namun, rupanya hari ini ada kabar tak mengenakkan yang datang dari Ukraina Timur tentang konflik baku tembak sehingga ini memicu investor menjadi pesimistis dan memberi dampak ke pelemahan nilai tukar rupiah. 

Ke depan, Faiz melihat prospek nilai tukar rupiah masih akan memenuhi tantangan. Ia memperkirakan, mata uang Garuda masih akan melemah dengan sejumlah kondisi seperti adanya normalisasi kebijakan The Federal Reserve (The Fed) dan peningkatan impor seiring perbaikan permintaan domestik. 

Faiz memperkirakan, pada akhir kuartal I-2022, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.350 hingga Rp 14.450 per dollar AS dan kembali melemah sehingga pada akhir tahun bergerak di kisaran Rp 14.600 hingga Rp 14.700 per dollar AS. 

Belum lagi ada rencana peningkatan suku bunga kebijakan bank sentral AS tersebut. Dalam hal ini, ia memandang BI perlu turun tangan dengan menyesuaikan suku bunga acuannya. 

Akan tetapi, sejauh ini ia mengapresiasi langkah tiga intervensi (triple intervention) dari BI, yaitu intervensi di pasar spot, pasar DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder yang dilepas asing. 

“Triple intervention dan operasi moneter BI bisa mengontrol likuiditas rupiah atau suplai rupiah di pasar dan menjadi kunci utama,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×