kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah Menguat Dalam Sepekan, Didukung Fundamental yang Kuat


Sabtu, 19 Februari 2022 / 13:00 WIB
Rupiah Menguat Dalam Sepekan, Didukung Fundamental yang Kuat


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data ekonomi dalam negeri yang solid membuat rupiah bertahan menguat di pekan ini. Padahal, geopolitik Rusia dan Ukraina yang memanas memicu sentimen risk off. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (18/2), rupiah melemah tipis 0,01% ke Rp 14.327 per dolar AS. Dalam sepekan rupiah menguat 0,13%. 

Kompak, kurs rupiah di Jisdor Bank Indonesia (BI) pada Jumat (18/2) ditutup melemah 0,26% menjadi Rp 14.339 per dolar AS. namun, dalam sepekan kurs Jisdor juga menguat 0,14%. 

Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengamati pergerakan rupiah di pekan ini cenderung mendatar dengan sentimen beragam sentimen yang mempengaruhi. Di awal pekan rupiah menguat signifikan karena tersokong data pertumbuhan ekonomi dan neraca perdagangan yang positif. 

Sementara di akhir pekan, sentimen eksternal seperti geopolitik Rusia dan Ukraina kembali memanas dan membuat rupiah melemah. 

Namun, Alwi menilai rupiah di pekan ini cukup tangguh bertahan meski digempur seperti ketegangan di Rusia dan Ukraina serta ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rates (FFR). 

Baca Juga: Rupiah Menguat di Pekan Ini Karena Fundamental Kuat

"Data dalam negeri mampu mengimbangi tekanan eksternal jadi pelemahan rupiah tidak dalam," kata Alwi, Jumat (18/2). 

Di pekan depan, Alwi memproyeksikan rupiah berpotensi berbalik menguat kembali jika ketegangan Rusia dan Ukraina mereda. 

Selain itu, secara teknikal Alwi memproyeksikan rupiah berpotensi menguat karena aksi profit taking setelah dollar AS menguat karena antisipasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga AS. 

Namun, jika perang Rusia dan Ukraina kembali memanas, Ahmad Mikail Zaini Ekonom Sucor Sekuritas memproyeksikan rupiah berpotensi melemah di pekan depan. 

Apalagi, perang tersebut berpotensi membawa harga minyak naik yang bisa berdampak pada kenaikan impor Indonesia. 

Yield US Treasury AS masih dalam level tinggi di sekitar 1,98% juga cenderung berdampak negatif bagi rupiah. 

Mikail memproyeksikan rupiah di pekan depan berada di Rp 14.400 per dolar AS-Rp 14.450 per dolar AS. Sementara, Alwi mengekspektasikan rupiah dalam sepekan depan bergerak di rentang Rp 14.250 per dolar AS-Rp 14.350 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×