Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat 0,13% ke level Rp 15.598 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (16/12). Sementara dalam sepekan, rupiah melemah tipis 0,09% dari Rp 15.583 pada Jumat pekan lalu. Untuk pekan depan, rupiah masih berpotensi kembali melemah.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, penggerak utama rupiah pekan ini berasal dari sentimen ekstenal. Data inflasi AS November 2022 yang lebih rendah dari bulan sebelumnya sempat menguatkan rupiah.
Namun, ketika bank sentral AS The Fed mempertahankan nada hawkish pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 13-14 Desember 2022, dolar AS kembali bertenaga.
Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 15.598 Per Dolar AS Pada Hari Ini (16/12)
"Sementara dari internal, penguatan rupiah disebabkan oleh investor yang menyambut baik UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan yang memperluas mandat Bank Indonesia untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan," kata Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (16/12).
Untuk pekan depan, Lukman memprediksi dolar AS akan lanjut menguat sehingga rupiah bakal kembali melemah. Perkiraan pergerakannnya ada di kisaran Rp 15.450-Rp 15.750 per dolar AS.
Investor menantikan data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) AS, sebab data ini menjadi hal yang paling diperhatikan The Fed untuk acuan kebijakan suku bunganya.
Baca Juga: Bertenaga, Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 15.617 Per Dolar AS Pada Jumat (16/12)
Dari domestik, Bank Indonesia diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada Kamis (22/12).
Hal ini bisa mendukung rupiah, tetapi juga bisa menekannya apabila sentimen kekhawatiran perlambatan ekonomi kembali membayangi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News