Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Akhirnya PT Pan Brothers Tbk (PBRX) merilis laporan keuangan audit periode semester I 2014. Pada periode tersebut, laba bersih PBRX melonjak US$ 6,9 juta. Jumlah itu naik 33,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, US$ 5,17 juta.
Kenaikan laba bukan didorong penjualan, yang cuma naik 2% menjadi US$ 162,89 juta dari sebelumnya US$ 159,57 juta. Laba bersih emiten garmen ini banyak didorong laba selisih kurs yang menjadi US$ 1,8 juta dari sebelumnya US$ 1,34 juta.
Hingga saat ini, pendapatan PBRX paling besar dari penjualan ekspor, yakni US$ 151,61 juta. Sementara penjualan lokal hanya berkontribusi 7%.
Iswar Deni, Sekretaris Perusahaan PBRX, mengatakan, meski pendapatan di semester I naik tipis, pendapatan perseroan sampai akhir tahun diprediksi tumbuh 20%-25%. Secara historis pertumbuhan penjualan tinggi diperoleh pada semester II tahun ini.
"Saat itu permintaan baju musim dingin biasanya akan lebih banyak," ujarnya kepada KONTAN, Senin (29/9). Tahun ini, PBRX tengah memacu kinerja dengan membangun empat pabrik garmen baru di Boyolali, Jawa Tengah bersama dengan Mitsubishi Corporation Jepang.
Keduanya membentuk PT Eco Smart Garment Indonesia sebagai manajemen pengelola keempat pabrik. Biaya investasi pabrik Rp 300 miliar. Dana ini bagian alokasi belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun 2014 yang sebesar Rp 400 miliar. Sisa capex sebesar Rp 100 miliar untuk meremajakan, merawat dan meningkatkan teknologi mesin.
Tahun depan, PBRX juga akan membangun dua pabrik baru dan satu pabrik baru lain di 2016. Sehingga, dalam waktu dua tahun, perusahaan memiliki tujuh pabrik baru berkapasitas produsi garmen polo shirt 92 juta potong. Saat ini, kapasitas produksi polo shirt Pan Brothers masih 42 juta potong dengan tingkat utilitas 80% hingga 85%.
Harga saham PBRX pada Senin (29/9) tak bergerak dari level Rp 416 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News