Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang libur Hari Kemerdekaan, rupiah malah loyo. Hari ini, nilai tukar mata uang Garuda terdepresiasi 0,11% menjadi Rp 14.593 per dollar Amerika Serikat.
Menurut ekonom Bank Permata Josua Pardede, pelemahan rupiah masih terdorong sentimen eksternal. Di mana pasar menanti rencana pertemuan antara pemerintah AS dan China terkait pembicaraan perang dagang.
"Pelaku pasar mulai mengantisipasi pertemuan antara kedua negara tersebut," ujar dia, Kamis (16/8).
Lebih lanjut Josua bilang, investor asing yang berada di pasar keuangan dalam negeri, cenderung memilih untuk keluar karena pasar Indonesia akan libur di akhir pekan ini.
Keputusan Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan BI-7 Day Repo Rate (BI 7DRR) sebenarnya cukup positif. Ini terlihat dari posisi rupiah di kurs tengah BI yang tercatat menguat 0,01% ke level Rp 14.619 per dollar AS pada penutupan hari ini.
"Sebenarnya hal itu memberi kepercayaan diri kepada investor, tapi mereka masih melihat apakah langkah BI ini dapat membuat rupiah lebih stabil," tambah Josua.
Selain itu, pelaku pasar masih menantikan realisasi kebijakan pemerintah dalam pembatasan impor. Ini dilakukan agar defisit transaksi berjalan atawa current account deficit (CAD) turun.
Asal tahu saja, di kuartal II-2018, CAD Indonesia membengkak menjadi 3% dari produk domestik bruto (PDB).
Sementara itu, untuk pekan depan, Josua masih memprediksi mata uang Garuda berada dalam tren melemah. Mengingat tidak ada katalis yang mampu mengerek rupiah secara signifikan.
Ia memperkirakan, rupiah di pekan depan ada di kisaran Rp 14.550-Rp 14.650 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News