Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Rupiah masih dirundung malang. Merujuk kurs Bank Indonesia (BI), rupiah hari ini berada di posisi Rp 11.960 per dolar AS atau menguat setelah kemarin berada di posisi Rp 12.018. Namun, tren rupiah masih tertekan terhadap dolar AS.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara bilang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait pelemahan nilai tukar rupiah. Adanya depresiasi rupiah, kata Mirza, merupakan obat untuk mengurangi impor dan menaikkan ekspor.
Jika impor turun dan ekspor naik, maka bisa mempengaruhi peningkatan neraca perdagangan. "Jepang saja melemahkan currency (nilai tukar) sampai 16% untuk mengurangi impor dan menaikkan ekspor. Semoga ekspor ke Amerika Serikat (AS) bisa recovery. Itu bisa terlihat di neraca perdagangan kemarin (Oktober 2013) yang terjadi surplus," ujar Mirza di Gedung BI, Jakarta, Jumat (6/12).
Catatan saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi surplus pada neraca dagang pada Oktober 2013 sebesar US$ 42,4 juta. Sebelumnya pada September 2013 terjadi defisit neraca dagang sebesar US$ 657 juta.
Ini adalah surplus ketiga yang terjadi di tahun 2013 setelah Maret dan Agustus. Ekspor Oktober 2013 capai US$ 15,72 miliar atau naik 2,59% dibanding Oktober 2012. Sedang bila dibanding September 2013, terjadi kenaikan sebesar 6,87%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News