Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) yang bertahan di atas level Rp 10.000 membuat PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berniat menaikkan harga jual. Jika rupiah terus melemah, INDF akan menaikkan harga jual di kisaran 1%-2% dari harga semula.
Direktur Indofood Franciscus Welirang bilang, rencana kenaikan harga jual itu karena bahan baku utama bisnis INDF yaitu gandum berasal dari impor. "Pelemahan rupiah dampaknya ke harga gandum yang menjadi bahan pokok industri makanan INDF," papar dia. Tapi, Indofood tidak serta merta menaikkan harga jual pada waktu dekat.
"Kami sedang mengamati dahulu pergerakan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah. Kalau terus melemah akan ada kenaikan paling besar 2%," kata Franciscus, akhir pekan lalu. Dia bilang, masih bisa menolerir jika rupiah tertekan ke Rp 10.400 per dollar AS. Tapi, jika di atas level tersebut, INDF akan segera menaikkan harga jual
Namun, Franky panggilan akrab Franciscus mengharapkan, pelemahan rupiah tidak berlangsung lama. Sebab, bisa mempengaruhi harga beli bahan baku yaitu gandum. Maklum, sebanyak 70%-75% bahan baku Indofood menggunakan gandum sebagai bahan dasar produk olahan.
Kebutuhan bahan baku gandum untuk membuat tepung terigu serta produk lain Indofood seperti mi, kue dan lainnya. Apalagi, penjualan tepung terigu Indofood dengan merek Bogasari berkontribusi 70% dari total penjualan INDF.
Penjualan tepung terigu biasanya semakin meningkat menjelang Ramadan dan Lebaran. "Permintaan tepung terigu selama Ramadan naik 20% dibandingkan hari biasanya," ujar Franky. Bahkan, menurut dia, kenaikan permintaan terjadi sejak Mei. Karena itu, INDF terus menggenjot produksi dan pasokan untuk memenuhi permintaan. Jumat lalu (19/7), harga saham INDF menguat 1,39% ke Rp 7.300 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News