Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan tajam rupiah di pekan lalu harus tertahan di awal pekan ini. Senin (23/9), kurs rupiah spot melemah 0,37% ke Rp 15.206 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat pelemahan 0,6% ke Rp 15.191 per dolar AS.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memperkirakan, kurs rupiah akan begerak di kisaran Rp 15.150 per dolar AS-Rp 15.300 per dolar AS pada hari ini. Sedangkan Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan, rupiah melemah dengan rentang Rp 15.200 per dolar AS-Rp 15.280 per dolar AS.
Lukman mengatakan, pelemahan rupiah mengikuti pelemahan mata uang regional dan utama dunia. Pelemahan terhadap dolar AS itu akibat aksi profit taking yang dilakukan investor.
"Posisi dolar AS dianggap sudah oversold setelah kejatuhan tajam pasca FOMC minggu lalu," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Senin (23/9).
Baca Juga: Emiten Ramai Tarik Pinjaman dari Bank, Simak Catatan & Rekomendasi Para Analis
Lukman memperkirakan, dolar AS akan melanjutkan rebound. Namun, untuk rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi, kendati kecenderungannya melemah lantaran investor yang masih wait and see.
"investor wait and see menantikan pidato Powell untuk petunjuk lebih lanjut akan arah kebijakan the Fed serta data inflasi PCE AS minggu ini," kata Lukman.
Ibrahim menambahkan, dari dalam negeri, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pengetatan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang direncanakan mulai pada 1 Oktober belum siap.
"Pemerintah saat ini masih membahas terkait aturan pengetatan tersebut agar lebih tepat sasaran, dan mencerminkan keadilan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News