Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Posisi rupiah semakin mencemaskan. Pada transaksi pagi ini (11/9), tepatnya pukul 10.20 WIB, rupiah di pasar spot melemah hingga 1,9% menjadi 11.453 per dollar AS. Ini merupakan pelemahan terbesar sejak September 2011 lalu.
Sementara itu, di pasar offshore, harga kontrak rupiah di pasar non deliverable forwards (NDF) untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah sebesar 0,1% menjadi 11.498. Dengan demikian, jarak antara rupiah di pasar onshore dan offshore hanya sebesar 0,4%.
Analis menilai, pelemahan rupiah di pasar spot (onshore) seiring beredarnya spekulasi bahwa bank sentral memperbolehkan nilai tukar rupiah di pasar onshore melemah menuju level NDF-offshore. Salah satu alasannya adalah untuk mengerek tingkat ekspor.
"Nilai tukar rupiah di pasar onshore saat ini sudah menuju level offshore, sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia yakni memastikan adanya dukungan untuk memulihkan neraca perdagangan," jelas Saktiandi Supaat, head of foreign-exchange research Malayan Banking Bhd di Singapura. Dia menilai, posisi rupiah saat ini sangat rentan terhadap sentimen global karena isu defisit.
Seperti yang diketahui, pada Juli lalu, defisit neraca perdagangan Indonesia membengkak menembus rekor baru mencapai US$ 2,3 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News