Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan Amerika Serikat (AS) dan China yang semakin memanas sempat menekan kurs rupiah. Namun, harapan dari ekonomi yang membaik setelah masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berakhir membawa sentimen positif. Mengutip Bloomberg, Kamis (4/6), kurs rupiah ditutup stagnan di Rp 14.095 per dolar AS dari posisi kemarin, setelah sempat melemah ke Rp 14.160 per dolar AS di awal perdagangan. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat penguatan rupiah 0,56% ke Rp 14.165 per dolar AS.
Sementara itu, ekonom menilai, pergerakan rupiah hari ini, Jumat (5/6) akan bergantung pada data tenaga kerja AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail Zaini mengatakan rupiah menguat karena risk appetite mulai kembali muncul. "Investor global mulai berani masuk ke aset berisiko karena membandingkan pertumbuhan Indonesia bisa lebih baik dari pertumbuhan AS setelah pandemi," kata Mikail, Kamis (4/6).
Baca Juga: Rupiah hari ini ditutup stagnan di level Rp 14.095 per dolar AS
Menurut Mikail, arus modal akan mengarah pada negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi lebih baik. Mikail memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia -3% sedangkan pertumbuhan ekonomi AS -10%. Selain itu likuiditas juga mengalir ke pasar keuangan Indonesia karena Federal Reserve dan European Central Bank (ECB) terus menggelontorkan stimulus.
Tidak ketinggalan, spread yield Surat Utang Negara (SUN) dengan yield US Treasury yang melebar di 690 basis poin juga turut menyokong rupiah. "Rata-rata spread dengan US Treasury itu 500 bps," kata Mikail.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menambahkan, nilai tukar rupiah sempat melemah karena investor kembali memburu dolar AS di tengah makin memanasnya hubungan AS dan China. Kabar terbaru, AS mengumumkan akan membatasi operasi empat media China dan melarang penerbangan China masuk ke AS mulai 16 Juni.
Baca Juga: Turun 21,95%, IHSG merosot paling dalam di kawasan Asia Pasifik
Namun, rupiah mampu menahan pelemahan karena tersokong harapan pemulihan ekonomi baik global maupun lokal. "Meski Jakarta masih transisi sebelum PSBB dilonggarkan, pelemahan rupiah tidak terlalu dalam karena kegiatan ekonomi akan kembali bergerak," kata Faisyal.
Pergerakan rupiah hari ini akan bergantung pada data tenaga kerja AS. Untuk Jumat (5/6). Faisyal memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp 14.000 per dolar AS hingga Rp 14.300 per dolar AS.
Ke depan Mikail memproyeksikan rupiah berpotensi menguat. Hal ini didukung oleh penurunan rating India dan Afrika Selatan. Sementara, Indonesia hanya menerima perubahan outlook, sehingga arus modal akan makin mengarah ke Indonesia.
Mikail memproyeksikan rupiah hari ini akan bergerak di rentang Rp 14.180 per dolar AS hingga Rp 14.200 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News