kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Rupiah Ditutup Melemah Pada Perdagangan Jumat (14/10), Berikut Sentimennya


Jumat, 14 Oktober 2022 / 16:52 WIB
Rupiah Ditutup Melemah Pada Perdagangan Jumat (14/10), Berikut Sentimennya
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah di pasar spot pada Jumat (14/10) ditutup melemah 0,42% ke level Rp 15.427 per dolar Amerika Serikat (AS). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot pada Jumat (14/10) ditutup melemah 0,42% ke level Rp 15.427 per dolar Amerika Serikat (AS), dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.361 per dolar Amerika Serikat (AS).

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar jatuh terhadap sebagian besar mata uang namun masih dalam level tertinggi dalam perdagangan yang bergejolak.

Menyusul laporan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan, Bank Sentral Eropa diprediksi bakal menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi, namun besarannya tidak terlalu besar seperti perkiraan pasar.

Baca Juga: Terdalam di Asia, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.427 Per Dolar AS Hari Ini

Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) AS naik 0,4% pada September setelah naik 0,1% pada Agustus. Sepanjang tahun ini, CPI meningkat 8,2% setelah naik 8,3% pada Agustus.

"Hasil ini memperkuat ekspektasi bahwa Fed akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin (bps)," kata Ibrahim dalam keterangannya, Jumat (14/10).

Ibrahim bilang, dunia saat ini sedang menghadapi risiko yang semakin meningkat, inflasi yang tinggi, pertumbuhan upah, kerawanan energi dan pangan, risiko iklim, dan fragmentasi geopolitik. 

"Pandemi dan perang di Ukraina telah membuat harga energi melonjak, mengakibatkan kekurangan energi dan masalah keamanan energi," jelasnya.

Kemudian, guncangan harga telah mempengaruhi sebagian besar negara. Terutama negara-negara berkembang yaitu negara pengimpor energi menghadapi beban tertinggi.

Pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat dari yang diantisipasi, dan ini juga menciptakan ancaman bagi pemulihan ekonomi. 

Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp 15.389 pada Jumat (14/10) Siang, Tertekan 5 Pekan Beruntun

Dia memprediksi situasi global akan tetap sulit di tahun 2022 dan mungkin dapat meluas hingga tahun 2023. Namun, tetap optimistis karena kehati-hatian pemangku jabatan dalam membuat kebijakan dinilai cukup baik. 

Hal ini terlihat dari cara Indonesia menghadapi pandemi Covid-19. Dalam kondisi saat ini pemerintah akan berfokus terhadap konsumsi masyarakat agar terus bisa berjalan dengan baik dengan memberikan insentif yang lebih terutama berupa bantuan social (Bansos), BLT, Subsidi pangan dan lainnya karena Konsumsi masyarakt 50 persen berpengaruh pada Produk Domestik Bruto (PDB).

Untuk perdagangan Senin (17/10), Ibrahim memprediksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp. 15.410 - Rp. 15.460 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×