Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi untuk kembali mencatatkan penguatan pada perdagangan Selasa (9/11). Sentimen eksternal dan internal yang positif disebut tengah menyelimuti mata uang Garuda ini.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menyebutkan, pelaku pasar saat ini sedang dalam posisi risk-on lantaran efek tapering The Fed sudah diantisipasi.
Walaupun data ekonomi Amerika Serikat (AS) terus mengalami perbaikan, Reny menilai posisi rupiah jauh lebih kuat. Apalagi, rupiah sudah mengalami koreksi dalam beberapa waktu terakhir, sehingga membuka ruang untuk penguatan.
“Secara data ekonomi, rupiah juga ditunjang berbagai indikator ekonomi yang membaik. Ini bisa meningkatkan optimisme dan kepercayaan para investor dan jadi katalis positif untuk perdagangan besok,” jelas Reny ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (8/11).
Baca Juga: Diselimuti sentimen positif, rupiah menguat 0,50% ke Rp 14.260 pada Senin (8/11)
Namun, Reny melihat beberapa pelaku pasar juga berpotensi untuk wait and see terkait rilis data inflasi AS pada pekan ini. Data ini ditunggu karena ingin melihat seperti apa sikap The Fed terkait rencana kenaikan suku bunga acuan ke depannya.
Walau begitu, ia optimistis untuk esok hari rupiah akan mengalami penguatan. Reny memperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.200 - 14.310 per dolar AS.
Adapun, pada perdagangan hari ini, Senin (8/11), rupiah di pasar spot berhasil catatkan penguatan. Tercatat, rupiah ditutup di level Rp 14.260 per dolar AS atau menguat 0,5%.
Sementara di kurs JISDOR Bank Indonesia (BI), rupiah juga mengalami penguatan sebesar 0,74% ke Rp 14.268 per dolar AS
Selanjutnya: Perkasa, rupiah spot ditutup menguat ke Rp 14.260 per dolar AS pada hari ini (8/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News