kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.622   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.040   -11,08   -0,14%
  • KOMPAS100 1.118   -5,53   -0,49%
  • LQ45 804   -6,09   -0,75%
  • ISSI 279   0,16   0,06%
  • IDX30 422   -0,76   -0,18%
  • IDXHIDIV20 484   -1,72   -0,35%
  • IDX80 122   -0,75   -0,61%
  • IDXV30 132   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 134   -0,95   -0,70%

Rupiah Diproyeksi Sentuh Rp16.900 per Dolar AS Akhir Tahun, Ini Faktor Penyebabnya


Senin, 22 September 2025 / 19:51 WIB
Rupiah Diproyeksi Sentuh Rp16.900 per Dolar AS Akhir Tahun, Ini Faktor Penyebabnya
ILUSTRASI. Kinerja Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa hingga sentimen geopolitik diproyeksi akan berpengaruh pada pelemahan rupiah pada akhir tahun. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa hingga sentimen geopolitik diproyeksi akan berpengaruh pada pelemahan rupiah pada akhir tahun. 

Senin (22/9/2025), kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah Rp 10 atau 0,06% menjadi Rp 16.611 per dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar rupiah berada di level paling lemah sejak 5 Mei 2025.

Kurs rupiah Jisdor melemah Rp 29 atau 0,17% menjadi Rp 16.607 per dolar AS. Kurs rupiah Jisdor melemah dalam empat hari perdagangan beruntun.

Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuabi mengatakan, pelemahan rupiah dipengaruhi pernyataan, testimoni – testimoni yang disampaikan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang tidak mencerminkan sebagai menteri keuangan.

Baca Juga: Menkeu Purbaya: Kalau Ekonominya Tumbuh Tinggi, Anda Bayar Pajaknya Happy!

Pernyataan yang diucapkannya semua berbau politis, memudahkan, menggampangkan hal – hal yang sudah dilakukan oleh menteri keuangan sebelumnya Sri Mulyani. 

“Seharusnya yang dilakukan oleh Purbaya adalah bekerja, bukan memberikan statement – statement yang membingungkan pasar,” ujar Ibrahim, Senin (22/9). 

Ibrahim menambahkan bahwa banyak yang mengatakan menteri keuangan kebanyakan memberi bumbu – bumbu politik dibandingkan bumbu – bumbu ekonomi. “Ini yang sebenarnya membuat arus modal asing kembali lagi mengalami penarikan besar – besaran ke luar negeri,” kata Ibrahim. 

Sentimen lainnya datang dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang belakangan ini membuat banyak siswa – siswa keracunan. Ibrahim bilang, kemungkinan ada ide untuk perubahan mekanisme pemberian MBG. Yakni mungkin akan dirubah dengan menggunakan uang. 

“Jadi setiap siswa akan diberikan uang untuk makan dibandingkan dengan yang sebelumnya menggunakan ransum,” terang Ibrahim. 

Ibrahim melanjutkan sentimen luar negeri yang mempengaruhi pergerakan rupiah kedepan adalan sentimen geopolitik di Eropa. Perang Rusia – Ukraina masih berkecamuk, keterlibatan AS dan Nato dalam perang Rusia – Ukraina membuat peperangan di Eropa semakin menjadi – jadi sehingga harapan perdamaian sangat berat sekali. Menurut Ibrahim, perang terbuka antara Rusia dan Nato kemungkinan akan terjadi. 

Baca Juga: Menkeu Purbaya Tunda Pembentukan Badan Penerimaan Negara

“Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa penerusnya sebagai presiden Rusia akan dipilih veteran perang. Sehingga benar – benar penerusnya mengikuti apa yang diinginkan Putin,” kata Ibrahim.  

Di sisi lain, Ibrahim menyebut bahwa Presiden AS, Donald Trump juga mengajukan banding di pengadilan terkait pemecatan Gubernur The Fed, Lisa Cook. Walaupun keputusan kasus ini masih lama, tapi Trump terus bersikeras untuk memecat Cook. Hal ini yang membuat rupiah kembali lagi mengalami pelemahan. 

“Jadi jangan heran apa yang diperkirakan Sri Mulyani di APBN 2025 bahwa rupiah di Rp 16.900 kemungkinan besar akan terjadi,” ujar Ibrahim.

Selanjutnya: Produksi Anjlok 32%, Laba PT Timah (TINS) Susut 30% pada Semester I-2025

Menarik Dibaca: Film Suzzanna: Santet Dosa di Atas Dosa Rilis Official Teaser Poster

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×