Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terhadap dolar AS masih melemah. Hingga akhir pekan, rupiah masih berada di level Rp 14.185 per dolar AS atau melemah 0,49% dari hari sebelumnya. Kurs referensi tengah BI juga menunjukkan pelemahan 0.74% hingga berada di level Rp 14.203
Rupiah yang semakin melemah ini masih disebabkan oleh faktor global. Permasalahan perang dagang antara AS dan China kembali dipantik oleh pernyataan Trump melalui cuitannya di twitter. Hal inilah yang menjadi salah satu sentimen yang akan menyebabkan rupiah masih akan terpuruk di awal pekan.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim bilang bahwa risiko perang dagang kembali muncul terhadap pergerakan mata uang. Pernyataan Trump tersebut keluar sebagai bentuk kekecewaannya terhadap Jerome Powell.
"Terkait rencana Trump memasang tarif bea masuk 10% sangat mungkin membuat China murka dan melancarkan serangan balasan dengan balik mengenakan bea masuk terhadap produk-produk made in the USA," jelas Ibrahim.
Baca Juga: Simak pertimbangan ekonom proyeksikan pertumbuhan ekonomi 5,1% di kuartal II
Hanya saja, Ibrahim menilai pelemahan rupiah masih bisa tertahan dengan adanya sentimen dari dalam negeri. Hal ini terkait intervensi yang dilakukan oleh BI pada pasar valas dan obligasi. Intervensi yang dilakukan BI melalui transaksi di pasar spot yaitu DNDF dan Obligasi.
"Berkat bantuan BI, nasib rupiah kini membaik. Walau masih tenggelam di zona merah, setidaknya pemerintah sudah berusaha menahan laju pelemahan mata uang rupiah," ujar Ibrahim.
Sementara, analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri juga mengatakan bahwa rupiah masih akan tertekan di awal pekan. Ia mengatakan faktor perang dagang yang mulai berlanjut kembali menjadi sentimen negatif untuk rupiah.
Baca Juga: Di hotel terpencil Bretton Woods ini, dolar AS dinobatkan jadi matauang dunia
Namun, Reny bilang pelemahan rupiah pada awal pekan depan dapat ditahan dengan data PDB kuartal II yang akan dirilis pada awal pekan juga. Menurutnya, jika PDB kuartal II sesuai dengan ekspetasi pasar akan membantu menahan rupiah yang tertekan.
"Kalau ternyata di bawah 5,05% berarti itu tidak sesuai ekspetasi, bisa berbalik menjadi katalis negatif untuk rupiah," ujar Reny.
Di awal pekan depan, Ibrahim memprediksi rupiah akan ditutup melemah di kisaran Rp 14.180 - Rp 14.240 per dolar AS. Hal yang sama juga diperkirakan dengan Reny dengan kisaran rupiah akan berada di level Rp 14.115 - Rp 14.200 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News