kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Rupiah Diproyeksi Bergerak di Kisaran Rp 15.500 - Rp 15.800 di Akhir 2022


Selasa, 11 Oktober 2022 / 08:20 WIB
Rupiah Diproyeksi Bergerak di Kisaran Rp 15.500 - Rp 15.800 di Akhir 2022


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah diproyeksi masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga akhir tahun 2022. Perhatian pelaku pasar pun tertuju pada rencana kenaikan suku bunga yang dilakukan Federal Reserve (The Fed) dan sejumlah bank sentral utama lainnya.

Senin (10/10), rupiah ditutup melemah 0,44% ke Rp 15.318 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara rupiah Jisdor melemah 0,34% ke Rp 15.299 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya mengatakan, pelemahan rupiah saat ini terjadi karena kebijakan agresif The Fed yang berencana menaikkan suku bunga hingga tahun 2023. Alhasil, ini membuat rupiah ditutup di posisi terburuk sejak akhir April 2020.

"Sementara dari dalam negeri, kebijakan memotong subsidi bahan bakar menyebabkan kemelut di sektor industri dan masyarakat, yang akhirnya membatasi minat investor asing untuk masuk ke Indonesia," kata Andian kepada Kontan.co.id, Senin (10/10).

Baca Juga: Rupiah Melemah Hari Ini, Simak Proyeksinya untuk Selasa (11/10)

Menurut Andian, nilai wajar rupiah bila tidak ada faktor kenaikan suku bunga The Fed, dan tidak kenaikan harga minyak mentah yang menyebabkan keputusan pemotongan subsidi, berada di kisaran Rp 14.500 per dolar AS.

Untuk saat ini, sebenarnya cukup sulit untuk mengukur tingkat suku bunga yang disukai pasar. Lantaran jika suku bunga naik ke kisaran 5%, dapat menambah minat pasar terhadap Indonesia dan menopang rupiah.

Tetapi suku bunga yang terlalu tinggi akan menimbulkan masalah baru, seperti peningkatan utang gagal bayar dan menghambat industri dalam negeri sehingga dapat melemahkan nilai tukar rupiah juga.

Dengan rencana kenaikan suku bunga The Fed yang masih berlanjut hingga 2023 dan demonstrasi sebagian kalangan masyarakat akibat kenaikan bahan bakar, tren koreksi rupiah bakal berlanjut.

Saat ini, walau BI menaikkan tingkat suku bunga acuan, kekhawatiran pasar jelang pemilihan umum 2024 mendatang dapat membatasi penguatan rupiah.

Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.318 Per Dolar AS Pada Hari Ini (10/10)

"Tetapi jika pemerintah dapat mengatur ekonomi dengan lebih baik, sehingga dapat membatasi pelemahan rupiah secara drastis. Pemerintah akan mendapat pengakuan dunia dapat mengolah ekonomi negara dengan lebih baik sehingga tidak menyebabkan krisis ekonomi yang signifikan seperti di negara besar lain," jelasnya.

Andian pun memperkirakan rupiah bergerak dalam kisaran Rp 15.500 - Rp 15.800 hingga akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×