kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah diprediksi melemah pada perdagangan Kamis (25/3), simak faktor pemicunya


Kamis, 25 Maret 2021 / 06:15 WIB
Rupiah diprediksi melemah pada perdagangan Kamis (25/3), simak faktor pemicunya


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beragam data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang rilis pada Kamis (24/3) menjadi penentu pergerakan nilai tukar rupiah. Ekonom dan analis memproyeksikan rupiah masih akan cenderung melemah. 

Di pasar spot, Rabu (24/3), rupiah melemah 0,19% ke Rp 14.425 per dollar AS. Kompak, kurs Jisdor tercatat melemah 0,24% ke Rp 14.455 per dolar AS. 

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rupiah tertekan karena dolar AS semakin menguat setelah mata uang euro cenderung melemah. Euro melemah karena sentimen Jerman memutuskan untuk melakukan lockdown nasional kembali. 

Sementara, Ady Pangestu, Analis HFX Berjangka mengatakan secara teknikal dolar AS mulai kembali diakumulasi. 

Baca Juga: Loyo, rupiah ditutup melemah 0,19% ke Rp 14.425 per dolar AS pada hari ini (24/3)

Aksi beli dolar AS tersebut kembali marak setelah dalah tiga bulan terakhir cenderung bergerak konsolidasi. "Secara teknikal rupiah juga harusnya melemah," kata Ady. 

Josua memproyeksikan pergerakan rupiah pada Kamis (25/3) tidak akan jauh berbeda dari pergerakan pada Rabu (24/3).

"Stimulus AS sudah keluar, artinya pelaku pasar kini menanti perkembangan data ekonomi saja," kata Josua, Rabu (24/3). 

Data AS yang akan keluar adalah core durable goods orders, flash manufacturing PMI, dan testimoni Gubernur The Fed Jerome Powell. 

Josua memproyeksikan rentang rupiah pada Kamis (25/3), berada di Rp 14.400 per dollar AS-Rp 14.500 per dollar AS. 

Kompak, Ady juga memproyeksikan rentang rupiah di Rp 14.400 per dolar AS-14.500 per dolar AS. 

Selanjutnya: Rupiah berpotensi melemah, tertekan prospek pemulihan ekonomi AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×