Reporter: Dina Farisah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bank Sentral AS alias The Fed menguntungkan rupiah. Kamis (19/2), di pasar spot, rupiah menguat 0,29% menjadi Rp 12.832 per dollar AS. Sehari sebelumnya, Rabu (18/2), kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah tertekan 0,36% menjadi Rp 12.804 per dollar AS.
Hasil rapat FOMC pada Kamis (19/2) dinihari cenderung tidak agresif, berhati-hati dan memiliki risiko paling rendah (dovish). The Fed menilai, kenaikan suku bunga yang terlalu cepat dapat menghambat pemulihan ekonomi AS. Apalagi memburuknya ekonomi sejumlah negara bisa berimbas pada ekonomi AS.
Pernyataan yang bernada hati-hati memunculkan sinyal kenaikan suku bunga AS tak akan dalam waktu dekat. "Ini menekan dollar AS, sehingga rupiah menguat," kata Faisyal, Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures.
Namun, analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menyebut, sentimen pemangkasan suku bunga BI masih akan menekan rupiah. Penurunan BI rate dikhawatirkan menggerus bunga deposito, sehingga berdampak negatif di pasar.
Prediksi Reny, hari ini, rupiah melemah di Rp 12.756-Rp 12.900 per dollar AS. Faisyal menduga, rupiah di Rp 12.700-Rp 12.930 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News