Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mulai kembali bergerak ke level 13.000. Di pasar spot, Jumat (14/10), nilai tukar rupiah tercatat ditutup di level Rp 13.033 per dollar AS. Posisi rupiah Ini membaik sebesar 0,30% setelah pada hari sebelumnya ditutup pada level Rp 13.073 per dollar AS. Namun bila dibandingkan dengan Senin (10/10), rupiah justru melemah 0,43% setelah pada awal pekan ini rupiah tercatat di level Rp 12.977 per dollar AS.
Pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dollar tercatat bertengger di level 13.047. Posisi ini melemah sekitar 0,14% setelah pada Kamis (13/10) rupiah berada di level 13.028 per dollar AS. Apabila dibandingkan Senin (10/10), rupiah juga bergerak melemah 0,60%dari level 12.969 per dollar AS.
Suluh Adil Wicaksono, analis Cerdas Indonesia Berjangka menilai, dominasi dollar AS di pasar global memberi tekanan pada mata uang Garuda. Kamis (13/10), notulensi rapat Federal Open Market Committe (FOMC) sebagai penentu kebijakan moneter AS dirilis ke publik. Hal ini membuat makin banyak pelaku pasar yang yakin bahwa suku bunga acuan AS akan dinaikkan oleh The Fed.
Meskipun demikian, The Fed sudah memberikan pernyataan bahwa mereka tidak akan mengambil keputusan penting apapun sebelum presiden AS terpilih. "Maka itu, banyak pihak yang memprediksi suku bunga akan dinaikkan pada Desember akhir tahun ini," kata Suluh.
Dengan rilis tersebut, indeks dollar AS mengalami penguatan dan terus menekan laju rupiah sampai Jumat (14/10) ini. Suluh pun menilai koreksi rupiah pada akhir pekan ini adalah hal yang wajar. "Ini melanjutkan tren pelemahan selama tiga hari ke belakang," ujar dia.
Untuk ke depan, Suluh merasa rupiah akan semakin tertekan, apalagi melihat data AS yang dia perkirakan akan semakin kinclong. Kita tahu, minggu depan akan dirilis beberapa data penting di AS seperti indeks manufaktur dan data klaim pengangguran.
Dari dalam negeri, dia melihat Rapat Dewan Gubernur BI pada tanggal Kamis (20/20) nanti adalah hal yang patut ditunggu pelaku pasar. "Kamis nanti kita akan melihat, apakah pada Rapat Dewan Gubernur akan menetapkan atau memangkas suku bunga. Ini bisa menjadi pendongkrak nilai rupiah," ujar Suluh.
.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News