Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah berpeluang bergerak stabil pada perdagangan, Senin besok (20/5). Ini dipicu minimnya data ekonomi global yang berpengaruh signifikan terhadap pergerakan rupiah di akhir pekan lalu.
Ekonom Bank Permata Josua Permata menilai, pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi sentimen yang terjadi sejak tengah pekan lalu. Misalnya, keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan menunda kenaikan tarif impor di sektor otomotif hingga hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6%.
Keputusan BI tersebut cukup krusial dalam menjaga stabilitas rupiah di akhir pekan lalu. Sebab, jika BI memilih bersikap dovish di tengah gejolak pasar global, bukan tidak mungkin rupiah akan semakin terperosok.
Di samping itu, Jumat (17/5) lalu terdapat rilis laporan sentimen konsumen atau Prelim UoM Consumer Sentiment AS. Namun, rilis tersebut tidak terlalu berdampak signifikan bagi rupiah. “Rupiah berpotensi volatil lagi jika tiba-tiba ada pernyataan Trump yang mengundang kontroversi,” ujar Josua.
Dia juga menambahkan, potensi bagi rupiah untuk melemah masih ada. Apalagi, akhir bulan Mei ini diperkirakan menjadi puncak meningkatnya kebutuhan valas di Indonesia. Hal ini akibat musim pembagian dividen serta peningkatan belanja konsumsi masyarakat ataupun pemerintah jelang Lebaran.
Maka dari itu, Josua memprediksikan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.400-Rp 14.500 per dollar AS pada Senin besok.
Sebagai catatan, kurs rupiah di pasar spot berhasil menguat tipis 0,01% ke level Rp 14.450 per dollar AS pada Jumat (17/5) lalu. Namun, sepanjang pekan lalu rupiah terkoreksi 0,85%.
Sementara itu, di waktu yang sama, kurs tengah rupiah di BI melemah 0,07% ke level Rp 14.469 per dollar AS. Adapun dalam sepekan kurs rupiah di BI melemah 0,85%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News