Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (6/6). Pergerakan rupiah akan didorong oleh data inflasi global.
"Kemungkinan rupiah masih cenderung menguat, namun sedikit terbatas mendekati level teknis Rp 14.400," ucap Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo kepada Kontan.co.id, Jumat (3/6).
Sementara, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan kurs rupiah berpotensi kembali menguat pada perdagangan esok. Penguatan bisa terjadi terutama bila indikator ketenagakerjaan AS melambat dibandingkan dengan perkiraan.
"Meningkatnya pengangguran dapat menjadi sinyal bahwa ekonomi AS mulai melambat, dan berpotensi menurunkan inflasi di AS," ucap Josua.
Baca Juga: Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sejumlah Sentimen Ini Jadi Penopangnya
Sutopo mengatakan sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah di hari senin berasal dari data inflasi global. Dia menjelaskan khusus hari Senin, ada kemungkinan pergerakan mendatar setelah laporan pekerjaan AS hari Jumat (3/5).
Josua mengatakan, rupiah diperdagangkan menguat pada hari Jumat sebesar 0,31% ke level 14.438 per dolar AS. Nilai tukar dolar AS melemah akibat penurunan sejumlah data ekonomi yang dirilis pada hari Kamis.
Josua memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.375 per dolar AS-Rp 14.500 per dolar AS pada Senin (6/6). Sutopo memproyeksikan rupiah akan berada di rentang Rp 14.400 per dolar AS- Rp 14.500 per dolar AS.
Baca Juga: Mata Uang Garuda Kembali Terbang Ditopang Data Inflasi
Pada perdagangan kemarin Jumat (3/6), Di pasar spot, rupiah menguat 0,33% ke Rp 14.433 per dolar AS. Selama sepekan, rupiah menguat 0,91%.
Di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia, rupiah menguat 0,65% ke Rp 14.431 per dolar AS. Dalam sepekan terakhir, rupiah tercatat menguat 1,01%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News