Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali menguat setelah melewati pergerakan yang fluktuatif pada pekan sebelumnya. Berdasar pasar spot Jumat (24/4), rupiah ditutup di posisi Rp 15.400 per dolar Amerika Serikat (AS). Artinya, rupiah berhasil menguat sebesar 0,42% dibandingkan pekan sebelumnya.
Sebaliknya, kurs tengah Bank Indonesia mencatat pergerakan rupiah dalam sepekan justru melemah sebesar 0,32%. Rupiah ditutup di posisi Rp 15.553 per dolar AS pada hari ini.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pergerakan rupiah yang menguat disebabkan oleh gabungan sentimen eksternal dan domestik yang cenderung positif. Keputusan The People’s Bank of China (PBOC) yang kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 20 bps dari 4,05% menjadi 3,85% mendominasi sentimen positif dari luar negeri.
Baca Juga: Sepekan menguat 0,42%, rupiah paling perkasa di Asia
Dari dalam negeri, sentimen positif terhadap pergerakan rupiah datang dari keputusan Bank Indonesia yang mengumumkan telah mulai membeli surat utang negara di pasar primer. Sebagai informasi, Bank Indonesia telah menyerap Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp 1,7 triliun pada Selasa (21/4). “Namun, rupiah juga sempat tertahan oleh pelemahan harga minyak,” kata Josua ketika dihubungi Kontan pada Jumat (24/4).
Analis Global Kapital Investama Alwy Assegaf mengatakan munculnya risk-appetite seiring dengan beberapa negara yang melonggarkan kebijakan lockdown atau isolasi wilayah mendorong rupiah untuk kembali menguat. Pelonggaran itu dimaksudkan untuk membuat perekonomian kembali bergeliat.
Pembukaan lockdown ini menjadi sentimen positif bagi aset-aset berisiko seperti rupiah. “Ditambah lagi, langkah AS yang kembali menggelontorkan stimulus,” kata Alwy.
Baca Juga: Perkasa, rupiah spot ditutup menguat 0,09% ke Rp 15.400 per dolar AS di Jumat (24/4)
Alwy memperkirakan penguatan rupiah pekan depan masih dapat berlanjut seiring dengan banyaknya negara yang mulai melonggarkan kebijakan lockdown. Di samping itu, gerak rupiah juga akan bergantung dari ke mana minat investor menaruh dananya. Seandainya, investor cenderung menaruh dananya pada aset berisiko, tentu akan jadi katalis positif bagi rupiah.
Sementara itu, Josua bilang efek dari stimulus yang telah digelontorkan oleh pemerintah AS akan mempengaruhi gerak rupiah ke depan. Selain itu, perkembangan harga minyak yang diprediksi akan pulih juga dapat menjadi penyokong rupiah untuk terus menguat.
Dari sisi pembagian dividen, Josua melihat dividen yang dibagikan akan cenderung terbatas mengingat kondisi perekonomian saat ini yang mengalami kontraksi. Sehingga, tekanan rupiah dari sentimen tersebut akan relatif minim di tahun ini.
Baca Juga: Simak perkembangan perekonomian Indonesia periode 20-24 April 2020
Berkaca dari kondisi tersebut, Josua menghitung pergerakan rupiah pekan depan akan berada di Rp 15.300 per dolar AS–Rp 15.600 per dolar AS. Sedangkan, Alwy menghitung rupiah akan bergerak di Rp 15.190 per dolar AS–Rp 15.570 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News