Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali pekan ini, nilai tukar rupiah melemah. Rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 15.722 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan Senin (28/11). Kurs rupiah spot melemah 0,31% dari akhir pekan lalu yang berada di level Rp 15.673 per dolar AS.
Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) pun ikut melemah 0,39% menuju level Rp 15.729 per dolar AS. Di akhir pekan lalu, posisi rupiah Jisdor di Rp 15.668 per dolar AS.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mencermati, pelemahan rupiah akibat tertekan oleh sentimen risk off seputar perkembangan covid-19 di China. Namun, rupiah berpotensi rebound oleh koreksi pada dolar AS dengan membaiknya sentimen di sesi sore hari ini.
"Pasar akan mengantisipasi rilis data inflasi bulan November Indonesia yang diperkirakan menunjukkan meredanya tekanan harga," ucap Lukman kepada Kontan.co.id, Senin (28/11).
Baca Juga: IHSG Diprediksi Lanjut Melemah, Intip Saham Rekomendasi Analis untuk Selasa (29/11)
Lukman bilang, sentimen internal masih cenderung negatif dengan investor asing yang terus melepas Surat Berharga Negara (SBN). Dari eksternal, investor tengah mengantisipasi serangkaian data ekonomi penting terutama dari AS, yakni inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) dan Non Farm Payroll (NFP).
Sementara, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencermati bahwa pergerakan rupiah hari ini karena protes covid telah berkobar di seluruh China dan menyebar ke beberapa kota.
"Kekhawatiran atas gelombang pembangkangan sipil yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara China, meningkatnya kasus COVID, serta bagaimana Beijing akan bereaksi terhadap situasi tersebut membuat investor gelisah," tulis Ibrahim dalam riset harian, Senin (28/11).
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,39% ke Rp 15.729 Per Dolar AS Pada Senin (28/11)
Pembatasan COVID yang ketat telah berdampak besar pada ekonomi China, dan pihak berwenang telah menerapkan berbagai langkah untuk menghidupkan kembali pertumbuhan. Pada hari Jumat, People's Bank of China (PBOC) mengumumkan pemangkasan rasio pencadangan (RRR) untuk bank sebesar 25 basis poin (bps), efektif mulai 5 Desember.
Sedangkan dari internal, Ibrahim meyakini Indonesia jauh dari risiko resesi di tahun 2023 karena ketergantungan Indonesia kepada luar negeri relatif kecil. Itu terbukti dari ekspor & impor rendah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), ketergantungan pada investasi asing juga rendah.
Tren perlambatan ekonomi memang terjadi di Indonesia. Namun secara umum, ekonomi Indonesia lebih tinggi dari ekonomi negara secara global.
Adapun Ibrahim memperkirakan kurs ruipah bakal dibuka fluktuatif lalu ditutup melemah pada rentang Rp 15.700 per dolar AS-Rp 15.770 per dolar AS pada Selasa (29/11). Sedangkan, Lukman memprediksikan rupiah bisa menguat dalam rentang Rp 15.650 per dolar AS-Rp 15.800 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News