Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski rupiah berhasil ditutup menguat pada perdagangan Rabu (10/1), tetapi tren positif ini diperkirakan akan meredup pada perdagangan Kamis (11/1). Data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pada Jumat (12/1) nanti diperkirakan bisa menghadang keunggulan mata uang Garuda.
Mengutip Bloomberg, Rabu, di pasar spot, nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,10% ke level Rp 13.425 per dollar AS. Sedangkan, kurs tengah Bank Indonesia (BI) berakhir melemah 0,16% ke level Rp 13.449 per dollar AS.
“Rupiah belum bisa melanjutkan penguatan menjelang rilis inflasi AS,” ujar Lukman Leong, analis PT Valbury Asia kepada Kontan, Rabu (10/1).
Ia malah menebak kemungkinan rupiah akan kembali melemah. Pasalnya data inflasi AS diperkirakan membaik dari 0,4% bulan November 2017 menjadi 0,1% pada Desember 2017. Sedangkan dari dalam negeri, masih minim sentimen yang bisa menyokong rupiah.
Sementara, Josua Pardede, ekonom PT Bank Permata Tbk cenderung melihat rupiah masih mampu mempertahankan penguatan. Menurutnya, rupiah masih akan disokong keputusan Bank of Japan (BoJ) yang mengurangi program pembelian obligasi. Rencananya obligasi bertenor 10-25 tahun dikurangi sebesar ¥ 10 miliar dan obligasi bertenor 25-40 tahun dikurangi sebesar ¥ 10 miliar atau setara US$ 88,39 juta.
“Dollar AS cenderung konsolidasi dan rupiah kemungkinan masih mampu menguat,” terangnya.
Ia menebak pada Kamis (11/1) rentang pergerakan rupiah antara Rp 13.400-Rp 13.470 per dollar AS. Sedangkan Lukman memperkirakan valuasinya bergerak di area Rp 13425-Rp 13.450 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News