Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menguat signifikan di pekan pertama 2018, nilai tukar rupiah mulai koreksi lantaran profit taking. Kemarin (9/1), di pasar spot, kurs rupiah turun tipis 0,07% menjadi Rp 13.438 per dollar AS. Serupa, pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah turun 0,23% ke level Rp 13.428 per dollar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, pelaku pasar memilih melakukan profit taking. Di samping itu, dollar AS masih volatil lantaran data ekonomi yang dirilis akhir pekan lalu mengecewakan. Misalnya, data non-farm payroll AS di Desember tercatat turun jadi 148.000 dari posisi sebelumnya 252.000. "Data tenaga kerja yang buruk justru membuat nilai dollar AS di pasar valas volatil," kata Reny, kemarin.
Research & Analyst Monex Investindo Futures Faisyal menambahkan, dollar AS cenderung menguat lantaran Gubernur Federal Reserve Bank of Atalanta Raphael Bostic dan Gubernur Federal Reserve Bank of San Francisco John Williams memberikan pernyataan bernada hawkish.
Keduanya kembali menegaskan suku bunga The Fed bakal naik tiga kali pada tahun ini. Selain itu, dollar AS juga mulai menunjukkan keperkasaan karena pengurangan pajak korporasi mulai berjalan. Faisyal memperkirakan dollar AS akan menguat ke depan, karena ada potensi bank sentral AS menaikkan suku bunga pada Maret 2018.
Menurut perhitungan Faisyal, kurs rupiah hari ini masih melemah dan bergerak dengan rentang Rp 13.400–Rp 13.480 per dollar AS. Sementara, Reny memprediksi rupiah rebound dan bergerak di kisaran Rp 13.395–Rp 13.448 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News