Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah di pasar spot masih betah di level Rp 13.900 per dolar Amerika Serikat. Ini membuat mata uang Garuda melemah 0,20% dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di Rp 13.872 per dolar AS.
Dengan ada di posisi ini, secara year to date (ytd), posisi rupiah juga sudah melemah 0,25%. Mengingat di akhir 2018 lalu, mata uang Garuda berada di level Rp 13.886 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Selasa (25/2), posisi rupiah ini juga membuatnya menjadi mata uang dengan pelemahan terbesar di kawasan. Diikuti yen Jepang yang turun 0,09%.
Baht Thailand juga berada di zona merah setelah melemah 0,08%. Setali tiga uang, peso Filipina dan ringgit Malaysia juga terkoreksi masing-masing 0,06% dan 0,01%.
Baca Juga: IHSG memperkecil pelemahan dan kembali ke 5.806,94 pada perdagangan sesi I
Sementara itu, won Korea tetap menjadi mata uang dengan penguatan terbesar setelah naik 0,78%. Menyusul, dolar Taiwan yang menguat 0,39%.
Rupee India dan yuan China berhasil sama-sama terapresiasi 0,23%. Dolar Singapura pun menanjak 0,18%. Sedangkan dolar Hong Kong menguat 0,07%.
Mengutip Bloomberg, pelemahan rupiah berasal dari dampak virus corona yang menyebar hingga Korea Selatan, Italia dan Timur Tengah.
"Volatilitas rupiah diperkirakan akan meningkat dalam beberapa hari ke depan karena Indonesia masih bergulat dengan penanganan covid-19," kata Mingze Wu, seorang pedagang valuta asing di INTL FCStone, Singapura.
Pemerintah memang berencana mengeluarkan sejumlah paket insentif guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan kemungkinan diumumkan setelah rapat kabinet hari Selasa (25/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News