Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat pada awal pekan ini. Senin (21/9), kurs rupiah spot menguat 0,24% ke Rp 14.700 per dolar AS. Sementara pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah juga menguat 0,30% ke Rp 14.723 per dolar AS.
Kekhawatiran pelaku pasar pada pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS) memberi ruang rupiah untuk menguat. Tapi, kurs rupiah berpeluang tertekan pada hari ini.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelaku pasar harus waspada karena rupiah berpotensi kembali tertekan. Sentimen negatif bisa datang dari penurunan indeks saham Asia dan Eropa yang bisa berakibat menekan rupiah.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan pergerakan rupiah besok berpotensi melemah tipis. Pelaku pasar tengah menanti pergerakan pasar saham global. Jika nanti malam bursa global melemah maka dampaknya bisa mempengaruhi pasar emerging markets untuk juga melemah, termasuk rupiah.
Baca Juga: Saham-saham ini ditadah asing saat IHSG merosot di bawah 5.000, Senin (21/9)
David memproyeksikan rentang rupiah di Rp 14.650 per dolar AS hingga Rp 14.750 per dolar AS. Ariston memproyeksikan rupiah besok bergerak di rentang Rp 14.600 per dolar AS hingga Rp 14.800 per dolar AS.
Kemarin, penguatan rupiah mayoritas dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Rupiah berhasil menguat setelah dolar AS tertekan akibat pelaku pasar khawatir pemulihan ekonomi AS belum stabil.
Apalagi, negosiasi paket stimulus kedua AS yang tadinya diharapkan bisa membantu pemulihan ekonomi AS hingga saat ini masih berlangsung alot. David mengatakan, penguatan rupiah juga didukung dari penguatan yuan. "Beberapa hari terakhir yuan cenderung menguat ada aliran dana besar ke yuan," kata David.
Baca Juga: IHSG melemah 1,18% ke 4.999 di akhir perdagangan Senin (21/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News