Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi mengawali perdagangan pekan depan dengan pelemahan. Dolar Amerika Serikat (AS) yang berpeluang kembali menguat akan menjadi pemberat pergerakan rupiah pada Senin (14/3).
Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya mengatakan, rupiah berpotensi melemah seiring dibayangi dengan ekspektasi pasar akan adanya kenaikan suku bunga acuan The Fed pada pertengahan pekan ini. Hal ini dipicu oleh kenaikan inflasi AS yang mencapai 7,9% atau yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
“The Fed di berpotensi akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25%, sehingga membantu kenaikan dolar AS. Di hari Senin, sentimen ini berpeluang masih dapat melemahkan rupiah,” kata dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (11/3).
Baca Juga: Mata Uang Komoditas Dianggap Jadi Pilihan Menarik di Tengah Situasi Saat Ini
Selain itu, menurutnya pelaku pasar juga akan mencermati perkembangan terbaru konflik antara Rusia dengan Ukraina. Sementara dari dalam negeri, kebijakan terbaru pemerintah untuk melonggarkan peraturan transportasi penerbangan dalam negeri dengan tidak perlu melakukan tes antigen bisa memberikan sentimen positif bagi rupiah.
Andian sendiri memproyeksikan rupiah pada Senin akan berada pada rentang Rp 14.250 - Rp 14.430 dengan kecenderungan melemah.
Sementara pada perdagangan Jumat (11/3), rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.301 per dolar AS atau melemah 0,17%. Sedangkan di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia, rupiah ditutup melemah tipis 0,06% ke Rp 14.306 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News