kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Berpotensi ke Rp 14.600, Ini Beberapa Sentimen yang Penggerak


Selasa, 12 Juli 2022 / 05:55 WIB
Rupiah Berpotensi ke Rp 14.600, Ini Beberapa Sentimen yang Penggerak
ILUSTRASI.


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan rupiah sepertinya masih akan berlanjut di sepanjang tahun ini. Terlebih capital outflow terus terjadi di pasar SBN maupun pasar saham. 

"Di tengah potensi capital outflow, nilai tukar rupiah diperkirakan melemah tetapi dengan volatilitas terjaga," papar Danareksa Institute dalam riset. Ini karena semakin berkurangnya porsi asing di pasar SBN. 

Hitungan Danareksa, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diproyeksikan di level Rp 14.640 per dollar AS di tahun ini. Sedangkan pada tahun 2023 diperkirakan kembali menguat di Rp 14.470 per dollar AS. 

Baca Juga: Risiko Teramat Tinggi, OJK Larang Pemasaran Efek yang Terbit di Luar Negeri

Meskipun volatilitas rupiah terjaga, hal yang perlu diwaspadai adalah peningkatan outstanding surat utang korporasi yang berdenominasi dollar AS terutama pada tahun 2023 dan 2024 yang meningkat tajam. Besaran surat utang korporasi pada tahun 2023 berasal dari Pertamina, Inalum dan Pelabuhan Indonesia yang mencapai US$ 6,75 miliar. 

Sementara besaran obligasi korporasi pada tahun 2024 diperkirakan mencapai US$ 7,6 miliar. Hasil dari penerbitan obligasi korporasi dari Perusahaan Gas Negara, Adaro Energy, Saka Energi Indonesia, Indika Energy dan Pelabuhan Indonesia. 

Proyeksi Danareksa outstanding obligasi pemerintah non rupiah juga meningkat. Jika di tahun 2022, surat utang pemerintah berdenominasi yen Jepang senilai ¥ 727,55 juta dan dalam dollar AS senilai US$ 2,78 miliar. 

Di tahun 2023, outstanding surat utang pemerintah berdenominasi euro senilai € 3,36 miliar, yen Jepang ¥ 831,17 juta dan dollar AS sebesar US$ 8,5 miliar. 

Sedangkan pada tahun 2024, nilai outstanding surat utang pemerintah dalam mata uang euro senilai € 2,31 miliar, yen Jepang ¥ 1,08 miliar dan dalam denominasi dollar AS senilai US$ 9,25 miliar. 

Baca Juga: Medco Energi (MEDC) Terbitkan Obligasi Rp 3 Triliun Untuk Bayar Utang

Kenaikan total utang dalam mata uang non rupiah diperkirakan membawa dampak buruk bagi rupiah di masa mendatang. Apalagi, terjadi peningkatan inflasi impor dari bahan baku manufaktur dan barang konsumsi. Dimana keduanya memiliki poersi cukup besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×