Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (3/7) diprediksi bakal melanjutkan pelemahan. Pengaruh terbesar nilai tukar rupiah esok berasal dari eksternal.
Berdasarkan data Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah Selasa (2/7) terdepresiasi sebanyak 0,16% ke level Rp 14.140 per dollar AS. Di pasar spot, kurs rupiah ditutup koreksi sebanyak 0,18% ke level Rp 14.139 per dollar AS dari penutupan perdagangan kemarin.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan pada perdagangan Rabu. "Data ekonomi AS, gencatan senjata kemungkinan juga gagal. Selain itu, rilis Bank Dunia terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia juga ikut mempengaruhi pergerakan besok," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (2/7).
Ibrahim mengungkapkan, risk appetite investor mulai pudar setelah kemarin terangkat oleh prospek damai dagang antara AS dengan China. Kekuatan hasil pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping hanya bersifat sesaat.
Hal ini lantaran, kesepakatan antara kedua negara yang tercapai di akhir Juni lalu masih perlu proses negosiasi panjang. Ditambah lagi, Trump menekankan agar kesepakatan dagang nantinya harus lebih menguntungkan Negeri Paman Sam.
Pernyataan Trump ini berpotensi menyulut emosi China. Bisa-bisa negosiasi berlangsung alot, dan risiko kebuntuan (deadlock) tidak bisa dihindarkan. Di sisi lain, data manufaktur AS di Juni yang dirilis Institute of Supply Management (ISM) berada di posisi 51,7 atau sedikit lebih tinggi dari perkiraan. Sementara, pekan ini AS juga akan merilis laporan tenaga kerja yang diproyeksikan nonfarm payrolls naik 164.000 di Juni, angka tersebut naik dari bulan sebelumnya yakni 75.000 tenaga kerja.
Sentimen eksternal yang juga jadi penggerak pelemahan rupiah hari ini (2/7) yakni, dampak sentimen perang dagang dan rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit. Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,6%.
Menurut Ibrahim, sentimen eksternal yang terjadi di hari Selasa (2/7) masih akan mempengaruhi pergerakan rupiah besok. Begitu juga sentimen dari domestik seperti keputusan Bank Dunia untuk memangkas proyeksi angka pertumbuhan Indonesia dari 5,2% menjadi 5,1% di akhir 2019.
Ibrahim memperkirakan, rupiah besok berpeluang melemah dengan kisaran level support Rp 14.091 per dollar AS dan resistance di level Rp 14.182 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News