Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah cenderung bergerak menguat terbatas terhadap dolar Amerika Serikat (AS) selama perdagangan pekan ini. Banyak kejadian penting yang mempengaruhi gerak rupiah.
Pada Jumat (20/1), rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 15.075 per dolar AS. Ini membuat mata uang garuda berhasil menguat 0,19% secara harian dan naik 0,48% secara mingguan.
Sementara, rupiah di pasar Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup pada area Rp 15.121 per dolar AS, Jumat (20/1). Secara harian rupiah Jisdor melemah tipis 0,05%, tapi mampu naik 0,36% dari posisi rupiah di pekan lalu.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat pada Akhir Pekan, Simak Prediksinya untuk Senin (23/1)
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan bahwa di hari terakhir perdagangan pekan ini, rupiah bergerak menguat tipis. Rupiah pada awal sesi sebenarnya sempat melemah akibat sinyal dovish dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI kemarin, Kamis (19/1). Seperti diketahui, BI memutuskan untuk menaikkan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75%.
Namun, rupiah berbalik menguat karena terpengaruh sentimen risk-on menjelang lunar holiday yang mendorong penguatan mata uang negara Asia.
"Selama pekan ini, rupiah cenderung menguat terbatas akibat sentimen yang cenderung mixed di pasar keuangan global," ungkap Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (20/1).
Josua bilang, rupiah sempat melemah akibat kekhawatiran resesi di Tiongkok, tapi mampu berbalik menguat akibat Bank of Japan (BoJ) mempertahankan sikap dovish di hari Rabu (18/1).
Baca Juga: Rupiah Jisdor ke Rp 15.075 Per Dolar AS Pada Jumat (20/1)
Analis DCFX Futures Lukman Leong mencermati pergerakan rupiah sepekan ini cukup datar mengingat penguatan besar di pekan lalu. Sentimen pasar cenderung mixed dari kekhawatiran atas kebijakan kenaikan suku bunga The Fed oleh pernyataan hawkish dari beberapa pejabat the Fed.
"Namun optimisme akan pembukaan ekonomi di China cukup kuat juga," imbuh Lukman, Jumat (20/1).
Adapun, pasar akan memfokuskan pada sentimen eksternal di pekan depan. Dimana investor menantikan data penting Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal keempat 2022.
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat 0,19% ke Rp 15.075 Per Dolar AS Pada Jumat (20/1)
Sementara, lanjut Lukman, dari domestik tidak ada ajang maupun data ekonomi penting. Penguatan rupiah masih akan didukung oleh revisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 1 tahun 2019 terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) untuk jangka panjang. Namun penguatan sementara masih tertahan di level psikologis Rp 15.000 per dolar AS.
Josua turut melihat pergerakan rupiah di pekan depan berpotensi menguat terbatas. Gerak rupiah bakal didorong oleh potensi penguatan data indikator AS, seperti Purchasing Manager Index (PMI) Manufacture.
Josua memperkirakan Rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.000 per dolar AS-Rp 15.150 per dolar AS di pekan depan. Kalau Lukman memproyeksikan rentang rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.000 per dolar AS-Rp 15.300 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News