Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Koreksi yang dialami dollar Amerika Serikat (AS) rupanya membawa angin segar terhadap mata uang Garuda. Setelah akhir pekan lalu ditutup sedikit melemah, memasuki awal pekan ini rupiah mulai menunjukkan penguatan tipis.
Di pasar spot, Senin (19/12) valuasi rupiah tercatat menguat 0,04% menuju level Rp 13.389 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sedangkan jika mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia, mata uang Garuda menguat lebih tinggi sekitar 0,34% dan ditutup ada level Rp 13.381 per dollar AS.
Nizar Hilmy, analis PT Soogee Futures mengatakan salah satu penyebab penguatan tipis rupiah kemarin terjadi karena pelemahan indeks dollar AS. Setelah mencapai level tertingginya pekan lalu, akhirnya indeks mengalami koreksi 0,23% akibat aksi profit taking yang dilakukan para investor.
“Di satu sisi sebenarnya dollar masih cukup kuat karena dukungan keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga sehingga rupiah belum bisa banyak menguat,” terangnya kepada KONTAN, Senin (19/12).
Meski data neraca perdagangan dalam negeri di dari Januari - November tercatat surplus US$ 7,79 miliar, tetapi penguatan rupiah masih belum seberapa. Rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS yang akan berlanjut 3 kali lagi tahun depan masih membayangi pergerakan mata uang Garuda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News