Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah memiliki peluang melemah di tengah isu kenaikan suku bunga The Fed. Namun dukungan sentimen dalam negeri mampu mengangkat rupiah dalam jangka panjang.
Di pasar spot, Selasa (25/10) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat tipis 0,06% ke level Rp 13.005 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia rupiah menguat 0,19% di level Rp 13.022.
Ekonom PT Bank Central Asia, David Sumual mengatakan, harga komoditas yang cenderung bergerak dalam tren menguat turut membawa dukungan pada mata uang garuda. "Dana tax amnesty juga belum masuk semua sehingga mendukung potensi rupiah untuk terus menguat," ujarnya.
Pergerakan rupiah pekan ini menurut David akan memperhatikan sentimen eksternal, di antaranya data tingkat keyakinan konsumen Amerika Serikat (AS) yang dirilis Selasa malam (25/10).
Rupiah kemungkinan mengalami tekanan jangka pendek jika data AS positif. Apalagi, di tengah isu kenaikan suku bunga The Fed yang semakin kencang.
Namun David masih optimistis dengan prospek rupiah tahun ini lantaran dukungan data internal seperti pertumbuhan ekonomi kuartal III-2016 serta inflasi bulanan. "Inflasi bulan Oktober kemungkinan rendah, angka pertumbuhan ekonomi juga masih sejalan dengan target tahun 2016," lanjut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News