kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Rupiah masih diuntungkan sentimen global


Senin, 24 Oktober 2016 / 20:09 WIB
Analis: Rupiah masih diuntungkan sentimen global


Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Meskipun dalam perdagangan Senin (24/10) siang rupiah di pasar spot sempat anjlok ke level Rp 13.051 per dollar AS, nyatanya mata uang kita mampu menggeliat naik dan ditutup di level Rp 13.012 per dollar AS, lebih baik dari penutupan hari sebelumnya.

Mengutip Bloomberg, pada Senin (24/10) rupiah di pasar spot tercatat membaik sebanyak 0,23% ke level Rp 13.012 dibandingkan hari sebelumnya yang ditutup di level Rp 13.042 per dollar AS. Apabila dibandingkan dengan pekan lalu, rupiah mampu menguat lebih baik lagi sebesar 0,43%. Pada Senin (17/10) lalu, rupiah memang ditutup di level Rp 13.069 per dollar AS.

Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah justru melemah sebesar 0,21% setelah bertengger di level Rp 13.047. Padahal, hari sebelumnya mata uang Garuda tercatat berada di level Rp 13.020 per dollar AS. Bila dibandingkan dengan sepekan sebelumnya, rupiah di kurs tengah BI justru membaik sebesar 0,05% setelah pada Senin (17/10) ditutup di level Rp 13.054 per dollar AS.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto merasa, melemahnya dollar AS terhadap rupiah lebih banyak diakibatkan oleh sentimen global. Dia melihat pelaku pasar dunia masih limbung akibat adanya kekhawatiran jelang pemilu AS.

"Keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) juga mempengaruhi melemahnya dollar AS. Pelaku pasar takut bila Inggris keluar dari UE dengan cara tidak baik-baik," ungkap dia.

Untungnya, Rully melihat di saat yang bersamaan kondisi ekonomi dalam negeri sedang dalam posisi yang relatif stabil dan jauh dari goncangan. Dia melihat pemangkasan BI 7-day reverse repo rate pada pekan lalu direspon dengan baik oleh pelaku pasar.

"Dampaknya tidak dapat langsung terasa dalam waktu dekat, namun masyarakat menyambut positif," kata dia. Selain itu, data inflasi kita cenderung stabil dan neraca perdagangan Indonesia pada bulan September mencatatkan surplus sebesar US$1,22 miliar.

Untuk jangka panjang, Rully sedikit optimistis rupiah mampu bertahan stabil di kisaran Rp 13.000 - Rp 13.200 per dollar AS. "Dengan catatan, hal ini mungkin tercapai apabila suku bunga acuan The Fed memang jadi dinaikkan pada akhir tahun ini." kata dia memprediksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×