kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rumor dana LRT bikin saham ADHI anjlok nyaris 8%


Kamis, 23 November 2017 / 16:27 WIB
Rumor dana LRT bikin saham ADHI anjlok nyaris 8%


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) secara mendadak tertekan pada sesi II hari ini. Berdasarkan data RTI, saham ADHI ditutup dengan penurunan 7,8% menjadi Rp 2.010. Padahal, di sepanjang sesi pertama, saham ADHI bergerak stabil di zona hijau.

Anjloknya saham ADHI disinyalir beredarnya surat dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara tertanggal 20 November 2017 di kalangan pelaku pasar. Dalam surat yang ditujukan kepada Menteri Perhubungan RI dan Menteri Keuangan RI tersebut mengangkat perihal pembangunan prasarana kereta api ringan atawa light rail transit (LRT) Jabodebek.

Dalam surat tersebut tertulis kementerian BUMN mengusulkan bahwa PT KAI tak menjadi penyelenggara pendanaan atau investor dari pembangunan prasarana LRT Jabodetabek. "Namun hanya menjadi operator," kata Rini Soemarno, Menteri BUMN dalam surat yang beredar di publik tersebut.

Hal yang menjadi pertimbangan dari kementerian BUMN adalah sesuai dengan hasil rapat koordinasi kementerian bidang kemaritiman pada 3 November lalu soal membengkaknya dana LRT menjadi Rp 31,8 triliun dari semula Rp 26,7 triliun.

Dengan adanya hal tersebut, kesimpulan sementara, jika PT KAI tidak lagi menjadi penanggung dana, maka beban ADHI akan semakin berat.

Mengingatkan saja, skema pendanaan proyek LRT berasal dari sejumlah sumber, yakni Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 9 triliun, terdiri dari PMN kepada PT ADHI Karya sebesar Rp 3,4 triliun dan PMN kepada PT KAI sebesar Rp 5,6 triliun.

Sisanya pendanaan didapatkan dari sindikasi perbankan sebanyak Rp 18 triliun. Pemerintah juga menetapkan bunga kredit untuk pembiayaan komersial dari perbankan yakni 7% per tahun.

Sampai berita ini diturunkan, KONTAN masih berusaha menghubungi pihak ADHI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×