Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di bidang infrastruktur hulu dan hilir migas, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) optimistis dapat mencetak kinerja yang mendekati kinerja sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
Direktur Rukun Raharja Oka Lesmana optimistis pihaknya bisa meraup pendapatan sekitar US$ 120 juta sampai akhir tahun 2022. Target tersebut tidak jauh berbeda dengan capaian pendapatan RAJA pada tahun 2019 lalu atau sebelum kemunculan pandemi Covid-19, yakni US$ 122,1 juta.
Ia juga berharap RAJA dapat memperoleh laba bersih sekitar US$ 6,5 juta-US$ 7 juta pada akhir tahun 2022.
“Perkiraan pendapatan dan laba tersebut didasari oleh beberapa proyek yang sudah bisa dibukukan tahun ini,” katanya dalam paparan publik, Senin (12/9).
Sebagai pengingat, pendapatan RAJA per semester I-2022 tumbuh 11,84% secara tahunan menjadi US$ 56,09 juta. Di samping itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk RAJA melesat 976,76% pada semester I-2022 menjadi US$ 2,81 juta.
Baca Juga: Proyek Pipa Rokan Ditargetkan Beroperasi Komersial pada Awal 2023
Prospek bisnis RAJA dinilai masih sangat menjanjikan. Ini mengingat pemerintah telah menerapkan kebijakan pengurangan ekspor gas secara bertahap, kemudian memprioritaskan kebutuhan gas untuk pasar domestik.
Mengacu pada Renstra Kementerian ESDM 2020-2024, pemerintah telah merencanakan penambahan suplai gas sebesar 3.806 MMSCFD di periode 2021-2027. Hal ini diyakini akan membuat RAJA menjadi lebih leluasa memperoleh pasokan gas dari sektor hulu untuk kemudian disalurkan ke para pelanggannya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Rukun Raharja Sumantri Suwarno menjelaskan, RAJA menerapkan kombinasi strategi organik dan anorganik dalam meningkatkan kinerja bisnisnya.
Untuk strategi organik, RAJA berupaya terus mengembangkan portofolio bisnis yang sudah ada, seperti pengembangan jaringan pipa migas, penambahan mode transportasi gas berbasis Compressed Natural Gas (CNG), hingga memperkuat portofolio di sektor hulu migas.
“Kami juga sudah memulai upaya inisiasi investasi di sektor hilirisasi gas,” imbuh Sumantri.
Sementara terkait strategi anorganik, RAJA berkomitmen terus melakukan upaya peningkatan kapasitas melalui proses akuisisi. Proses identifikasi peluang bisnis melalui akuisisi terus dilakukan RAJA dalam rangka implementasi strategi tersebut.
Adapun pada tahun ini, selain berfokus menyelesaikan proyek pipa Rokan dan mengikuti tender divestasi PT Krakatau Tirta Industri, ada beberapa proyek lain yang sedang dilangsungkan oleh RAJA.
Pertama, penambahan pelanggan baru gas pipa dan niaga gas di Riau dengan investasi sebesar US$ 15 juta-US$ 20 juta dan berkapasitas 20 MMSCFD. Status proyek tersebut sedang dalam proses penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).
Kedua, proyek joint study Blok Jabung Tengah, Jambi yang mana target penyelesaiannya pada Desember 2022. RAJA menyediakan alokasi biaya joint study dan lainnya sebesar US$ 1 juta.
Ketiga, proyek akuisisi stasiun induk CNG di Cikarang Jawa Barat dengan nilai investasi sekitar US$ 8 juta. Status proyek ini sekarang sedang di tahap due diligence.
Keempat, proyek Stasiun Induk CNG di Grobogan, Jawa Tengah dengan nilai investasi sekitar US$ 5 juta dan kapasitas 1,5 MMSCFD. Proyek ini akan memulai proses pembangunannya dari Oktober 2022 sampai Mei 2023 dan diestimasikan masuk ke tahap Commercial Operation Date (COD) pada Mei 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News