Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Berdasarkan pengalamannya dalam menekuni dunia investasi, Dikki menilai, sebelum berinvestasi, hendaknya investor bisa memastikan bahwa instrumen investasi yang dipilih memberikan peluang yang lebih besar dari risiko. Oleh karena itu, investor harus mengambil tingkat risiko tertentu dalam investasinya sesuai dengan profil risikonya.
Dikki mencontohkan, dalam berinvestasi, dia memiliki prinsip untuk terus mempelajari siklus pergerakan harga dengan menerapkan konsep perdagangan (trading concept) dalam memahami peluang dan risiko dari tiap instrumen investasi. Rencana transaksi yang jelas dan terarah juga menjadi poin utama untuk mengatur risiko keuangan jangka panjang.
“Sementara analisa yang valid juga jadi kunci utama untuk mengambil keputusan aksi beli dan jual. Misalkan, pilihan saya dalam berinvestasi instrumen emas untuk saat ini. Pertimbangannya ya karena sangat menjanjikan dalam jangka panjang dan memiliki risiko yang dapat diminimalisir dengan strategi transaksi,” ujar sosok yang mengawali karir sebagai Account Executive di PT Solid Gold Berjangka ini.
Baca Juga: Jangan abaikan peringatan Warren Buffett tentang kejatuhan pasar saham
Berkaca dari pengalamannya dahulu dan kondisi saat ini, Dikki melihat banyak investor pemula yang justru belum menguasai analisa pasar baik fundamental maupun teknikal. Pada akhirnya, keputusannya justru cenderung tanpa strategi dan lebih bersifat spekulasi. Selain itu, ia menilai, investor justru sebaiknya melakukan transaksi sendiri dan tidak mempercayakan transaksi kepada orang lain guna menjamin keamanan akses transaksi.
Selain hal tersebut, Dikki juga mengingatkan betapa pentingnya manajemen risiko sebagai ujung tombak dalam berinvestasi agar tercapainya tujuan dalam memperoleh keuntungan yang maksimal dengan risiko seminimal mungkin.
“Terakhir, jangan pernah menaruh telur dalam satu keranjang. Diversifikasi aset sangat penting untuk meminimalisir risiko investasi, apalagi di tengah volatilitas kondisi pandemi sekarang. Jangan mudah tergiur dengan iming-iming memperoleh imbal hasil yang besar karena imbal hasil dan risiko sudah pasti memiliki korelasi yang searah,” pungkas Dikki.
Baca Juga: Orang terkaya di Bumi tak kebal pandemi, riset Forbes membuktikannya...
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News