Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kerugian PT XL Axiata Tbk (EXCL) membengkak di semester pertama tahun ini. Sepanjang 6 bulan 2015, EXCL membukukan rugi Rp 850,88 miliar.
Angka tersebut meningkat 91,29% dari Rp 444,81 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan penurunan kinerja ini, rugi per saham EXCL pun meningkat dari Rp 53 menjadi Rp 100.
Padahal pendapatan EXCL hanya menipis 3,89% dari Rp 11,54 triliun ke posisi Rp 11,09 triliun. Di situ, pendapatan seluler menjadi penyumbang terbesar Rp 0,61 triliun. Lebih lanjut, EXCL mampu menekan beban dari Rp 10,81 triliun menjadi Rp 10,56 triliun.
"Kalau dikeluarkan kurs, EXCL untung dilihat dari segi operasional. Tapi Rupiah sudah melemah dati awal tahun hingga sekarang. Maka ada rugi kurs," kata Chief Finance Officer EXCL Mohammed Adlan, Jumat, (14/8).
Emiten telekomunikasi ini membukukan rugi kurs sebesar Rp 1,39 triliun karena tingginya utang Dollar. Adlan menyebut, EXCL memiliki utang Dollar sekitar US$ 1,5 miliar.
Ia mengatakan, pendapatan EXCL akan stagnan di tahun ini. Menurutnya, pendapatan jasa EXCL mengalami peningkatan. Namun penjualan 3.500 menara di tahun lalu membuat pendapatan sewa jasa menara EXCL mengalami penurunan.
Kemudian karena penurunan pendapatan di semester pertama, Adlan bilang EXCL berusaha mengejar ketinggalan di semester kedua. Ia memperkirakan, pendapatan EXCL di semester kedua akan meningkat signifikan.
Direktur Utama EXCL Dian Siswarini mengatakan, EXCL memiliki strategi 3R yakni revamp, rise, dan reinvent. Revamp yaitu mengubah model bisnis pencapaian jumlah pelanggan dati vilume ke value. Lalu rise untuk meningkatkan nilai merk melalui strategi dual-brand dengan Axis guna menyasar segmen berbeda. Kemudian, reinvent yakni membangun inovasi bisnis.
Adapun, EXCL belum agresif menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) di semester pertama. Adlan bilang, EXCL baru menyerap capex sekitar Rp 2,3 triliun sampai Rp 2,4 triliun. Angka tersebut berporsi 32-34% dari anggaran capex tahun ini di Rp 7 triliun.
Sebagian besar pengeluaran capex EXCL di semester pertama itu adalah untuk meningkatkan kapasitas 3G di beberapa area. Menurut Adlan, EXCL akan agresif melakukan pengembangan 4G LTE di semester kedua. Ia pun yakin bahwa EXCL mampu menyerap seluruh capex sampai akhir tahun ini.
"Ini hanya permasalahan waktu. Serapan capex sedikit terlambat karena pengaturan spektrum dan hal lainnya," tandas Adlan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News